Selasa 11 May 2021 23:22 WIB

Menteri Erick Pastikan Proyek Gasifikasi Batu Bara Berlanjut

Menteri Erick sebut proyek gasifikasi batu bara bagian dari program ketahanan energi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut positif penandatangan amandemen perjanjian kerja sama pengembangan DME antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta pada Selasa (11/5). Erick mengatakan kerja sama ini memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) terus berlanjut untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut positif penandatangan amandemen perjanjian kerja sama pengembangan DME antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta pada Selasa (11/5). Erick mengatakan kerja sama ini memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) terus berlanjut untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyambut positif penandatangan amandemen perjanjian kerja sama pengembangan DME antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta pada Selasa (11/5). Erick mengatakan kerja sama ini memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) terus berlanjut untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG). 

"Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan energi dan penguatan green economy di Indonesia sesuai arahan Presiden Joko Widodo," ujar Erick.

Erick mengatakan proyek strategis nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp 30 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, ucap Erick, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.

"Proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya, dan melalui penggunaan porsi TKDN di dalam proyek juga dapat memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal," ucap Erick.

Erick menilai kerja sama ini merupakan wujud eratnya hubungan ekonomi antara Indonesia dan AS Serikat. Menurut Erick, gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro karena sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke green economy serta energi baru dan terbarukan. Erick menyebut kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.

Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi tersebut ditandai dengan penandatangan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara Pertamina, PTBA dengan APCI yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia pada Selasa (11/5) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan President & CEO APCI Seifi Ghasemi yang disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir. Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengolahan DME yang menjadi bagian dari kerjasama pengembangan DME tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement