Rabu 19 May 2021 06:57 WIB

Ekonomi Diperkirakan Tertahan pada Semester I 2021

Kenaikan kasus Covid-19 dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021.
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (5/5/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,74 persen pada kuartal I 2021.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran tiga sampai empat persen pada akhir tahun ini. Adapun perkiraan tersebut berdasarkan pertumbuhan pada kuartal I 2021 yang masih terkontraksi, sehingga pemulihan belum secepat yang diperkirakan. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan perkiraan tersebut juga berdasarkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2021 sebesar minus 0,74 persen.

“Tertahannya pertumbuhan ekonomi sendiri diperkirakan hanya bersifat temporer, pada paruh pertama 2021,” ujarnya ketika dihubungi wartawan, Rabu (19/5).

Meski begitu, pemulihan akan terjadi pada kuartal II 2021 yang didasarkan pada perkiraan bahwa aktivitas ekonomi sudah mulai dibuka sejalan dengan distribusi vaksin yang lebih meluas. Tak hanya itu, pemulihan pada kuartal II 2021 juga diamplifikasi oleh beberapa kebijakan pemerintah, seperti relaksasi kredit usaha rakyat (KUR) dan kebijakan pengurangan PPN properti, yang masih berlangsung setidaknya hingga Agustus mendatang.

Terkait dengan faktor penghambat, Josua memperkirakan risiko kenaikan kasus Covid-19 yang masih berpotensi terjadi dapat menunda pemulihan ekonomi sesuai target. 

“Risiko lonjakan kasus juga dapat membuat pemerintah menunda pembukaan kembali perekonomian,” ucapnya.

Sebelumnya, Morgan Stanley merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 menjadi 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari 6,2 persen sebelumnya. Morgan Stanley juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asean menjadi 5,4 persen, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh sebesar 7,4 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement