EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong inovasi produk industri dalam negeri agar dapat dioptimalkan. Optimalisasi ini dilakukan baik dari sisi produktivitas maupun pemasarannya.
Hal itu sejalan dengan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) dan substitusi impor. “Jadi tugas pemerintah itu selain mengawal produknya sampai jadi, termasuk mulai dari proses dan rekayasanya, juga dapat menciptakan market-nya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seusai mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat mengunjungi PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (PT YPTI) di Sleman, Yogyakarta, Rabu (19/5).
Agus menjelaskan, pengoptimalan penggunaan produk industri dalam negeri bisa dimulai dari anggaran belanja kementerian dan lembaga. “Selain itu, kami juga membuka fasilitasi sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk memberikan kepastian legalitas terkait kandungan nilai produk dalam negeri,” jelas dia.
Menperin memberikan apresiasi kepada komitmen PT YPTI yang mendukung program P3DN. PT YPTI sebagau perusahaan manufaktur yang berdiri sejak 1999 ini telah mengimplementasikan program P3DN dengan mengembangkan welcab atau alat bantu disabilitas Toyota Sienta, komponen pembangkit listrik, alat kesehatan (ventilator dan GeNose C19), mesin perkakas (CNC Milling), serta alat peraga pendidikan bagi sekolah vokasi.
“Untuk GeNose misalnya, kami percaya semakin lama akan semakin akurat. Maka terus disempurnakan,” terangnya.
Pengembangan alat pendeteksi virus Covid-19 ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada. PT YPTI berperan pada produksi komponen mekanik dan plastik pada GeNose C19.
Ia menegaskan, pihaknya aktif memberikan pendampingan kepada industri dalam negeri demi meningkatkan kualitas dan daya saing produknya sehingga kompetitif di pasar domestik dan ekspor. Contohnya bagi pengembangan produk GeNose C19, Kemenperin mendorong penggunaannya tidak hanya untuk sektor transportasi saja, tetapi juga bisa ke dunia pendidikan.
“Kami akan menyampaikan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, agar produk GeNose ini bisa dimanfaatkan untuk memeriksa para murid-murid atau guru-guru di sekolah,” tutur Agus.
Sebelumnya, PT YPTI juga telah melakukan penandatangan nota kesepahaman kerja sama guna mendorong pengembangan industri kedirgantaraan dan alat kesehatan dengan perusahaan asal Jerman, Toolcraft AG pada acara Hannover Messe 2021. Kerja sama ini didasari oleh upaya Indonesia mengembangkan pesawat terbang N219.
Beberapa komponen untuk N219 diproduksi di dalam negeri. Maka dengan adanya kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai TKDN industri kedirgantaraan yang saat ini hampir mencapai 40 persen.
“Keberadaan industri dalam negeri memerlukan dukungan dari semua pihak, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku industri (industri besar dan IKM), asosiasi/ lembaga terkait serta masyarakat. Dukungan dapat diberikan dengan mencintai, membeli dan memakai produk dalam negeri,” tutur dia.
Managing Director PT YPTI Petrus Tedja Hapsoro mengemukakan, selama pandemi Covid-19, aktivitas perusahaannya tidak terdampak signfikan. PT YPTI berupaya mempertahankan para karyawannya tetap bisa bekerja atau tidak ada PHK.
“Kami punya dua bisnis untuk mendukung sektor otomotif, yakni lini produksi dan alat cetakan untuk komponen. Meskipun produksi mengalami penurunan, tetapi untuk pekerjaan di bagian cetakan justru naik karena perusahaan otomotif ada yang mengembangkan model baru,” ungkapnya.
Selain di sektor otomotif, PT YPTI juga mendukung produksi alat kesehatan. “Untuk produk ventilator, kami sedang menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan. Kami bertekad untuk terus membuat produk dalam negeri yang berkualitas dan berkelanjutan. Ini yang akan menjadi kebanggan kita karena bisa kompetitif dengan produk luar negeri,” jelas dia.