EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kelapa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, investasi dari Swiss naik pada kuartal I 2021. Pada periode tersebut, Swiss menempati posisi kelima sebagai negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai 500 juta dolar AS.
Peningkatan investasi dari Swiss itu, kata Bahlil, menandakan kepercayaan dari dunia internasional semakin baik kepada Indonesia. Apalagi, lanjutnya, Indonesia saat ini sudah mereformasi kebijakan agar memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha.
“Izin-izin sudah tidak dipersulit lagi. Contohnya investasi Nestlé ini, sesuai perintah Bapak Presiden agar jangan menahan izin. Menahan izin sama dengan menahan lapangan pekerjaan, menahan laju pertumbuhan ekonomi, dan menahan pendapatan daerah atau negara," ujar dia dalam Peletakan Batu Pertama Pabrik Bandaraya & Peresmian Perluasan Pabrik PT Nestle Indonesia yang disiarkan secara virtual, Kamis (20/5).
Ia pun mendukung upaya PT Nestlé Indonesia yang secara konsisten melakukan kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Khususnya para peternak sapi, sebagai wujud realisasi dalam Undang-Undang Cipta Kerja.
“Kami sangat senang mengetahui Nestlé Indonesia akan bekerja sama dengan Kabupaten Batang untuk mengembangkan peternakan sapi perah guna mendapatkan susu segar untuk pabrik barunya. Ini pada akhirnya akan bermanfaat bagi peternak sapi perah dan ekonomi pedesaan di Jawa Tengah," tuturnya.
Bahlil menyatakan, pola kerja sama antara investor dengan pelaku usaha di daerah tempat berinvestasi ini menjadi fokus Kementerian Investasi. "Investasi Nestlé dapat menjadi contoh multiplier effects sebuah investasi, yang dapat menciptakan lapangan kerja di pusat maupun daerah,” ujar dia.
Sebagai informasi, pagi ini Bahlil menghadiri acara peletakan batu pertama pabrik baru Nestlé Bandaraya di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, serta peresmian perluasan di ketiga pabrik PT Nestlé Indonesia yang telah rampung pada 2020. Perusahaan asal Swiss itu menambah investasi sebesar 220 juta dolar AS guna pembangunan pabrik Bandaraya di Batang dan perluasan pabrik di Panjang (Lampung), Kejayan (Jawa Timur), dan Karawang (Jawa Barat).
Menteri Imvestasi juga meresmikan rampungnya perluasan kapasitas yang dilakukan Nestlé Indonesia untuk ketiga pabriknya pada 2020 dengan nilai investasi sebesar 100 juta dolar AS. Melalui perluasan ini, kapasitas pabrik meningkat 25 persen menjadi 775 ribu ton per tahun.
Pabrik baru di Bandaraya, yang akan memproduksi susu cair dan minuman siap konsumsi, juga akan bermitra dengan peternak sapi perah di wilayah Jawa Tengah. Pabrik Bandaraya akan beroperasi komersial pada 2023.
Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo yang hadir di lokasi mewakili gubernur, menyampaikan harapannya pada investasi Nestle ini dapat memberikan dampak yang luas di Jawa Tengah. "Dengan adanya PT Nestlé Indonesia di Batang, saya berharap dapat menyerap banyak tenaga kerja di Jawa Tengah, sehingga mendukung upaya penurunan angka pengangguran," ujar dia pada kesempatan serupa.
Kemudian hendaknya dapat bekerja sama dengan para peternak sapi perah, petani kopi dan mitra bisnis lokal lainnya dalam memenuhi pasokan bahan baku dan bahan pendukung produksi. "Sehingga dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian masyarakat pedesaan di Jawa Tengah,” ujar Yulianto yang membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar menyampaikan meskipun terjadi pandemi Covid-19, Nestlé tetap optimis melihat peluang pertumbuhan yang ada di Indonesia. “Keputusan kami melakukan investasi pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik kami yang ada, merupakan bukti komitmen jangka panjang kami untuk terus berinvestasi di Indonesia," jelasnya.
Ia mengatakan, perusahaan fokus menciptakan lapangan kerja dan menggunakan bahan baku lokal sebanyak mungkin. "Lalu menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas dan bergizi yang aman dan lezat bagi konsumen kami, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Ganesan.
PT Nestlé Indonesia merupakan investor asing atau PMA asal Negara Swiss yang sudah berdiri di Indonesia sejak 1971 dan sudah mempekerjakan sekitar 3.600 karyawan. PT Nestlé Indonesia saat ini telah menggunakan lebih dari 750 ribu liter per hari bahan susu segar dari 26 ribu peternak sapi perah yang tergabung di 42 koperasi susu.