EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan produksi dan lifting migas pada tahun depan masih lesu. Sampai tahun depan SKK Migas masih harus fokus dalam menahan penurunan alami.
Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto menjelaskan pada tahun depan SKK Migas mentargetkan lifting minyak sebesar 704 barel per hari. Sedangkan untuk lifting gas bumi sebesar 1.036 mmscfd.
Dwi mengatakan proyeksi lifting minyak lebih rendah dibandingkan dengan target APBN 2021 sebesar 705.000 BOPD, sedangkan prognosa lifting gas bumi meningkat tipis dibandingkan dengan target APBN 2021 1.007 MMscfd. "Semangatnya masih semangat kerja keras semangat upaya tidak lagi decline," ujar Dwi di Komisi VII DPR RI, Kamis (27/2).
Pada tahun depan, lanjut Dwi, SKK Migas menargetkan peningkatan program kerja sesuai atau melebihi asumsi target long term plan 1 juta barel per hari. Program pengeboran diasumsikan meningkat sebesar 14 persen dari 616 sumur pada WP&B 2021 menjadi lebih dari 700 sumur pada 2022.
Sementara itu, untuk kegiatan workover dan well service masing-masing meningkat sebesar 18 persen dan 2,2 persen. Dwi menambahkan untuk anggaran cost recovery pada 2022 ditargetkan dapat dipertahankan sama dengan pada tahun ini dengan posisi 8,1 miliar dolar AS.
Dari sisi penerimaan negara, SKK Migas menargetkan dapat mengantongi 9,7 miliar dolar AS pada 2022 atau sedikit lebih rendah dari outlook penerimaan negara pada tahun ini sebesar 9,8 miliar dolar AS. Adapun dalam APBN 2021, target penerimaan negara dipatok 7,2 miliar dolar AS.
"2022 karena kelihatan lifting belum banyak perubahan ada asumsi tekanan-tekanan dengan asumsi di 60 dolar AS per barel maka angka penerimaan negara 9,7 billion dolar AS," jelasnya.