Kamis 03 Jun 2021 13:58 WIB

Rantai Pasok Material Konstruksi Harus Dijaga

Permintaan terhadap Cold Roll Coil masih tinggi

Red: Budi Raharjo
CFO PT Tatalogam Lestari, Wulani Wihardjono, mendampingi Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Nicodemus Daud berkeliling di fasilitas produksi baja ringan PT Tatalogam Lestari.
Foto: ist
CFO PT Tatalogam Lestari, Wulani Wihardjono, mendampingi Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi, Nicodemus Daud berkeliling di fasilitas produksi baja ringan PT Tatalogam Lestari.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR, Nicodemus Daud, berkunjung ke tiga lokasi fasilitas produksi baja ringan milik PT Tatalogam Lestari, di kawasan Industri Silicon Valey, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kunjungan dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas rantai pasok Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK), khususnya baja ringan, di Tanah Air. 

Nicodemus mengatakan kegiatan ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap tugas dan fungsi dalam pembinaan rantai pasok material konstruksi yang dikelola oleh Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementerian PUPR. Setelah berkeliling melihat fasilitas produksi PT Tatalogam Lestari, Nicodemus mengaku mendapat banyak temuan yang cukup penting untuk dicermati dan perlu segera ditindak lanjuti. 

Pertama tentang ancaman terganggunya produksi yang bisa berdampak pada kerugian yang tidak sedikit. “Tadi saya dengar dari Ibu Lani (Wulani Wihardjono, CFO PT Tatalogam Lestari), ternyata jika ada sedikit gangguan saja, misalnya listrik mati, atau gasnya mati, itu ternyata membuat satu kali produksi itu barang rejectnya banyak sehingga kerugian orang usaha itu menjadi besar. Itu ternyata harus jadi perhatian kita, bukan sekadar materialnya saja, tapi juga seluruh pendukungnya,” ujar Nicodemus. 

Temuan kedua yang menjadi sorotan Nicodemus adalah masih tingginya permintaan Cold Roll Coil (CRC) sebagai bahan baku BJLAS. Namun saat ini suplainya terhambat karena fluktuasi harga dan alokasi yang terbatas sehingga hal ini harus menjadi perhatian khusus.

Berikutnya, temuan ketiga yang cukup penting diapresiasi adalah tingginya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada material konstruksi Tatalogam Group. Nicodemus mengaku terkejut mengetahui TKDN untuk produk BJLAS yang diproduksi perusahaan sudah mencapai 67 persen. Ia mewakili Kementerian PUPR mengapresiasi dan mendukung peran aktif perusahaan  sebagai produsen baja ringan terbesar di dalam negeri karena terus meningkatkan TKDN-nya.  

“Dari sana kami punya tugas untuk mulai dorong ke Kementerian Keuangan, ke Bappenas dan lainnya supaya dapat apa kalau sudah mencapai, katakanlah sampai 70 persen (TKDN), atau contoh lainnya pajak dikurangi, kalau sudah green (hasilkan produk ramah lingkungan). Upaya ini saya kira perlu mendapatkan suatu reward,” ujarnya. 

Nicodemus juga menyoroti perlunya merencanakan strategi dalam membangun ekosistem. “Saya senang kita bicara ekosistem. Tidak bicara per factory. Yang ini tidak mungkin sendiri, harus ada pendukung juga, ada demand, ada supplay, ini harus berimbang. Harus berjalan. Ini juga tadi bahwa ekosistemnya harus mendukung semuanya. Kami mencoba menjadi satu fasilitator, menjadi suatu mediator, tugas kami menyeimbangkan semua itu,” jelasnya.

Terakhir, Nicodemus mengingatkan pentingnya pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK) sesuai amanat Peraturan Menteri PUPR No.7 Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi. Dalam Permen itu disebutkan tujuan pencatatan SDMPK untuk menyiapkan pangkalan data SDMPK, meminimalkan ketidakpastian informasi terkait ketersediaan SDMPK, mendukung pemenuhan standar Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, dan Keberlanjutan (K4). 

PT Tatalogam Lestari mendukung langkah-langkah yang diambil Kementerian PUPR terkait SDMPK ini. Vice Presiden PT Tatalogam Lestari, Stephanus Koeswandi menyebut, rantai pasok material konstruksi harus dijaga keseimbangannya. Karena dampaknya cukup siginifikan dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air. “Industri konstruksi sangat penting menjadi tulang punggung dalam pemulihan ekonomi karena dampak pandemi Covid 19," katanya.

"Karena itu kami sangat berterimakasih atas kunjungan Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR, bapak Nicodemus Daud untuk melihat kesiapan dan memahami kesulitan-kesulitan apa yang terjadi di lapangan," ujarnya menambahkan.

Menurut Stephanus, perusahaan juga mengusung rantai pasok material konstruksi. Manajemen mengawal ekosistem baja ringan agar selalu sehat dan berkembang terus khususnya dalam mendukung infrastruktur. Terutama dalam pembangunan ibu kota baru kita,” ucapnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement