EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary mengatakan, masyarakat dan pelaku usaha termasuk usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
"Melalui stimulus fiskal dan moneter, pemerintah berharap pelaku usaha menyambutnya dengan positif oleh pelaku dengan menggerakkan usahanya secara baik," ujar Septriana dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/7).
Hal ini disampaikan Septriana saat membuka acara Webinar Creative Talk Pojok Literasi Geliat Ekonomi Digital Kota Yogya di Tengah Pandemi, Selasa (1/6). Menurut dia, pandemi Covid-19 telah memberi dampak nyata terhadap penurunan kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Perekonomian DIY rata-rata tumbuh 5,47 persen per tahun selama periode 2010- 2019, tetapi mengalami kontraksi hingga 2,69 persen pada 2020. Kontraksi terjadi pada sebagian besar kategori usaha, terutama yang berbasis mobilitas dan pariwisata.
Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kemenko Perekonomian, Chairul Saleh menjelaskan, pandemi Covid-19 memang berdampak kepada pelaku UMKM, seperti penurunan pendapatan, serta penundaaan pelunasan pinjaman dan bantuan modal. Namun, pemerintah telah memberikan stimulus, antara lain restrukturisasi pinjaman, bantuan modal, keringanan tagihan listrik, dan dukungan pembiayaan.
Indeks Literasi Digital Indonesia (2020), berada pada skala sedang menuju baik, yaitu skala 3,47 dari 5,00. "Hal ini perlu menjadi perhatian dan tantangan kita bersama untuk dapat bekerja keras dalam meningkatkan kapasitas SDM Digital," ucap Chairul.
Chairul mengatakan, sektor informasi dan komunikasi serta industri pengolahan adalah dua kontribusi perekonomian kota Yogyakarta pada 2020. Sementara, potensi industri kecil dan menengah di kota Yogyakarta di antaranya makanan, obat tradisional, kerajinan kulit, alumunium dan tekstil.
Sementara itu, Regional Manager Link Aja Jateng DIY, Theodora Gagarina menjelaskan, Link Aja telah berencana memperluas upaya akselerasi inklusi keuangan dan ekonomi di Indonesia. Menurut dia, keberadaan Link Aja sebagai alat pembayaran nontunai tentunya kelak akan mempermudah proses transaksi.
"Link Aja kian merambah, tidak hanya di kafe tapi juga di pasar-pasar dan pelaku usaha," kata Theodora.
Tahun ini, lanjut dia, Link Aja melakukan ekspansi yang lebih luas. Link Aja merambah pasar di kabupaten, supaya memberikan akses layanan mudah, cepat dan aman bagi pengguna.