EKBIS.CO, JAKARTA--Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menegaskan, pemerintah memastikan ketersediaan kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu di dalam negeri.
Ia mengatakan, pemerintah telah bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk memastikan stok kedelai meski dengan harga yang disesuaikan akibat produsen kedelai internasional seperti Amerika Serikat belum memasuki panen raya.
“Penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dikarenakan komoditas kedelai asal Amerika Serikat masih belum memasuki masa panen sehingga berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini,” kata Oke dalam keterangan resminya, Kamis (3/6) malam.
Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih relatif tinggi. Pada awal Juni 2021 harga kedelai berada di kisaran 15,42 dolar AS per bushels atau sekitar 566 dolar AS per ton.
Dengan kondisi tersebut maka landed price berada di kisaran Rp 9.376 per kg sementara di tingkat importir berada di kisaran Rp 10.206 per kg. Bahkan, menurut para pengrajin tahu dan tempe di beberapa wilayah, harga kedelai telah mencapai Rp 11.000 per kg.
Oke memperkirakan, dengan kondisi harga kedelai saat ini maka harga tempe akan mengalami penyesuaian menembus harga Rp 17.000 per kg dari sebelumnya Rp 16.000 per kg. Sedangkan harga tahu juga menembus harga Rp 700 per potong dari sebelumnya Rp 650 per potong.
“Kemendag konsisten memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Tujuannya, untuk memastikan harga kedelai di pasar serta di tingkat pengrajin tahu dan tempe berada di tingkat yang wajar,” ungkap Oke.
Oke mengimbau kepada para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada pengrajin tahu dan tempe. Termasuk kepada anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dengan harga kedelai terjangkau.
“Penyesuaian harga tahu dan tempe ini diharapkan tetap memberikan gairah bagi pengrajin untuk terus berproduksi di tengah tingginya harga kedelai dunia. Sehingga tahu dan tempe selalu tersedia di masyarakat sebagai pilihan sumber protein dengan harga terjangkau,” ujarnya.