Chairman Asosiasi Blockchain Indonesia, Oham Dunggio, membantah bila penambangan kripto menjadi sebuah isu lingkungan yang perlu diperhatikan. Sebelumnya, isu ini dikemukakan salah satu orang terkaya di dunia Elon Musk melalui akun Twitternya.
Menurut Oham, penambangan kripto tentu membutuhkan energi, sama seperti bank yang membutuhkan energi untuk mencetak uang. Ucapnya, justru bila dibandingkan dengan institusi perbankan, penambangan kripto tidak seboros listrik perbankan dalam operasinya.
Baca Juga: Bappebti Godog Aturan Bursa Perdagangan Aset Crypto
"Justru lebih besar daripada mining bitcoin sendiri," katanya dalam diskusi "Voice of Startups New Economy Webinar #1: Cryptocurrency sebagai bentuk Investasi", Kamis (3/6/2021).
Ia menyebut, sebuah studi menunjukkan bahwa hampir 73% energi yang dipakai dalam penambangan kripto merupakan energi terbarukan. "Studi mengatakan 73% energi yang dipakai mining adalah energi terbarukan," ujarnya.
Klaimnya, hal tersebut sangat mungkin karena penambang kripto perlu melakukan efisiensi pemakaian energi yang diperlukan untuk penambangan kripto.
Isu penggunaan energi untuk penambangan kripto menjadi ramai setelah Elon Musk mengatakan bahwa ia khawatir penambangan kripto dapat memperparah kondisi lingkungan karena penggunaan energi yang berlebihan.
Alhasil, ucapannya berdampak pada penurunan harga bitcoin.Â