Senin 07 Jun 2021 22:40 WIB

Menkominfo: Penyambungan Kabel Laut Jayapura Hampir Selesai

Karena terkendala cuaca, Menkominfo berharap kabel laut Biak-Jayapura selesai sepekan

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menkominfo Johnny G Plate. Johnny G Plate berharap proses penyambungan kabel laut yang terputus di ruas Biak-Jayapura bisa selesai sepekan lagi. Johnny berharap, proses penyambungan kabel laut yang berada di kedalaman 4.050 meter ini selesai secepatnya agar layanan telekomunikasi di empat wilayah di Papua kembali normal.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Menkominfo Johnny G Plate. Johnny G Plate berharap proses penyambungan kabel laut yang terputus di ruas Biak-Jayapura bisa selesai sepekan lagi. Johnny berharap, proses penyambungan kabel laut yang berada di kedalaman 4.050 meter ini selesai secepatnya agar layanan telekomunikasi di empat wilayah di Papua kembali normal.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berharap proses penyambungan kabel laut yang terputus di ruas Biak-Jayapura bisa selesai sepekan lagi. Johnny berharap, proses penyambungan kabel laut yang berada di kedalaman 4.050 meter ini selesai secepatnya agar layanan telekomunikasi di empat wilayah di Papua kembali normal.

"Kami  harapkan ini bisa selesai dalam satu minggu ke depan paling lambat, setidaknya di bulan ini pemulihan operasi ke kapasitas semula itu bisa dilakukan," kata Johnny saat konferensi pers Gangguan Sistem Komunikasi pascaputusnya Kabel Laut Ruas Biak-Jayapura, Senin (6/7).

Johnny mengatakan, sebenarnya berdasarkan laporan PT Telkom Indonesia di lapangan, proses penyambungan sudah hampir selesai. Namun, karena kondisi cuaca buruk di laut sekitar kabel terputus membuat penyambungan membutuhkan waktu.

"Saya dapat kabar dari PT Telkom yang mengatakan bahwa seharusnya semalem sudah bisa diselesaikan namun lagi lagi terjadi cuaca yang buruk di laut di sekitar wilayah terputus kabel sehingga operasi pemulihan masih membutuhkan waktu, nanti detilnya disampaikan Dirut Telkom Indonesia," kata Johnny.

Johnny mengungkapkan, proses penyambungan tidak mudah karena kabel laut berada di kedalaman 4000 meter yang memiliki tekanan 400 bar. Proses penyambungan ini membutuhkan peralatan khusus yaitu penggelaran melalui kapal.

Namun, Johnny menyebut, hanya ada empat kapal yang mendukung penyambungan kabel bawah laut tersebut.

"Di Indonesia ini hanya ada empat kapal yang mungkin dan mampu untuk melakukan penggelaran kabel bawah laut, dua diantaranya tidak berfungsi, satu sedang melakukan overhaul dan maintainance, jadi hanya tersisa satu kapal," kata Johnny.

Saat ini, kata Johnny, satu-satunya kapal itulah yang digunakan oleh PT Telkom untuk menggelar dan mengangkat kabel yang terputus dan menyambung kabelnya dilakukan dari wilayah timur ke barat.

"Tapi kami berharap bulan Juni pemulihan keseluruhan kabel laut selesai, kita nanti bisa mengetahui langsung penyebabnya apa," kata Johnny.

Politikus Partai NasDem itu mengatakan, akibat belum tersambungnya kabel laut itu layanan telekomunikasi yang terganggu di empat wilayah Papua yakni Jayapura, Sentani, Abepura dan Sarmi belum pulih keseluruhan. Sebab, terputusnya kabel laut tersebut mengakibatkan gangguan komunikasi dengan total trafik sekitar 154 GBPS dari keseluruhan total trafik di Papua sebanyak 464 GBPS atau sepertiga dari total traffik.

Ia menjelaskan, sepertiga gangguan ini hanya di empat wilayah Papua. "Ini saya tekankan karena ada kesan seolah olah putusnya kabel tersebut mengakibatkan total black out di papua, tidak betul, yang betul itu terdampak pada 154 dari 464 GBPS dan area terdampak gangguan itu pada empat titik yaitu kota Jayapura, Abepura, Sentani dan Sarmi, ukan di seluruh Papua," katanya.

Johnny mengungkapkan, Telkom Indonesia juga telah berupaya dalam mengatasi gangguan komunikasi akibat dari putusnya kabel dengan menggunakan jaringan back up yang tersedia. Namun, jumlah kapasitas back up yang tersedia ini hanya sekitar 4,7 GBPS dari jumlah total yang terganggu yakni 154 GBPS.

Ia merinci, 4,7 GBPS itu ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2,6 GBPS, radio longhaul Palapa Timur 500 MBPS atau 0,5 GBPS, dan radio long haul Sarmi-Biak 1,6 GBPS. Selain itu,  untuk mengamankan kualitas jaringan pada  saat proses penyambungan, Telkom juga menyediakan bek up link khusus untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 GBPS melalui Palapa link timur.

"Karena itu harus kita pahami gangguan akibat terputus fiber optik itu 154 GBPS dan hanya tersedia 4,7 GBPS standby atau back up kapasitas sehingga belum memungkinkan pemulihan menyeluruh layanan Telkom di wilayah empat titik tersebut," kata Johnny.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement