EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina pada tahun buku 2020 kemarin mengalami tekanan karena pandemi Covid-19. Hal ini menggerus pendapatan perusahaan dari 54 juta dolar AS ke 41 juta dolar AS.
Salah satu faktor penurunan pendapatan ini karena dari sisi penjualan minyak mentah, gas bumi, dan BBM di dalam negeri mengalami penurunan 24 persen. Tercatat, pada 2019 perusahaan bisa membukukan penjualan dalam negeri 43 juta dolar AS. Namun pada 2020, perusahaan hanya membukukan penjualan 33 juta dolar AS.
Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman tak menampik kondisi 2020 Pertamina terpukul pandemi. Perusahaan berupaya untuk melakukan peningkatan kerja dan meningkatkan efisiensi.
"Pandemi Covid-19 belum usai, kinerja keuangan dan operasional 2020 menjadi faktor positif untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan energi global di masa depan dengan nilai perusahaan mencapai 100 Miliar dolar AS," kata Fajriyah, Senin (14/6).
Dalam laporan keuangan Pertamina tercatat, penjualan BBM turun dari semula 11,2 juta dolar AS pada 2019 menjadi 10 juta dolar AS pada 2020. Sedangkan yang membuat penjualan Pertamina anjlok juga karena penjualan avtur mengalami penurunan.
Penjualan avtur pada 2020 hanya 1,3 juta dolar AS. Padahal, di 2019 lalu penjualan avtur sebesar 3,4 juta dolar AS. Penjualan LPG dan petrokimia serta pelumas juga mengalami penurunan dari 8,19 juta dolar AS menjadi 6,4 juta dolar AS.
Dampak pandemi yang memukul aktivitas industri juga berdampak pada penjualan produk Pertamina ke industri. Tercatat, BBM untuk industri dan marin hanya 338 ribu dolar AS, anjlok setenganya dari 2019 yang sebesar 603 ribu dolar AS.
Sedangkan penjualan dari sisi panas bumi dan listrik Pertamina juga turun dari 548 ribu dolar AS ke 338 ribu dolar AS. Penjualan gas alam juga turun dari 2,7 juta dolar AS ke 2,2 juta dolar AS.