EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan terdapat penurunan kinerja ekspor dan impor pada Mei 2021 jika dibandingkan April. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, penurunan tersebut merupakan faktor musiman yang biasa terjadi pasca-Ramadhan dan Lebaran.
"Memang turun dibanding bulan April, tapi secara historis nilai ekspor-impor memang selalu mengalami penurunan sesudah Ramadhan dan Idul Fitri, jadi itu pola yang biasa," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (15/6).
Ia menyampaikan, ekspor pada Mei 2021 sebesar 16,6 miliar dolar AS, turun 10,25 persen dari ekspor pada April. Itu disebabkan oleh penurunan ekspor migas sebesar 2,68 persen dan ekspor nonmigas yang juga menurun 10,67 persen.
Lebih detail pada ekspor nonmigas, ekspor pertanian tercatat 240 juta dolar AS, anjlok 30,06 persen. Begitu pula ekspor industri pengolahan yang hanya 12,83 miliar dolar AS atau menurun 14,02 persen. Sementara, ekspor pertambangan tercatat 2,59 miliar dolar AS, naik 14,29 persen.
Suhariyanto menjelaskan, penurunan ekspor tersebut terjadi saat adanya kenaikan harga komoditas yang biasa diekspor oleh Indonesia. Sebagai contoh ekspor migas, khususnya minyak mentah yang dihargai 65,49 dolar AS per barel, naik 5,7 persen dari April 2021.
Kemudian, ekspor nonmigas, seperti batu bara yang harganya naik 16,07 persen, minyak kelapa sawit naik 7,9 persen, serta tembaga yang juga naik 8,89 persen.
"Betul harga komoditas naik, tapi karena faktor permintaan dan volume ekspor yang dipengaruhi faktor musiman, saya tidak terlalu khawatir penurunan ekspor," kata dia.
Ia menambahkan, meski mengalami penurunan secara bulanan, ekspor tetap mengalami kenaikan signifikan dibanding bulan yang sama tahun lalu, sebesar 58,76 persen. Hal itu salah satunya karena kinerja pada tahun lalu yang turun drastis akibat pandemi Covid-19.
Sama halnya dengan ekspor, kinerja impor juga mengalami penurunan. BPS mencatat, impor pada Mei 2021 sebesar 14,23 miliar dolar AS, turun 12,16 persen.
Penurunan impor tersebut utamanya dipengaruhi oleh impor nonmigas yang turun 14,16 persen. Adapun impor migas masih mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen.
Menurut penggunaan barang, seluruhnya mengalami penurunan. Nilai impor barang konsumsi tercatat sebesar 1,4 miliar dolar AS, turun 13,77 persen. Begitu pula dengan impor bahan baku sebesar 10,94 miliar dolar AS, turun 11,6 persen serta impor barang modal yang mencapai 1,89 miliar dolar AS, atau menurun 14,09 persen.
"Namun, secara tahunan jika dibandingkan Mei 2020, impor kita kita tinggi sekali mencapai 68,68 persen, ada kenaikan yang signifikan, baik pada impor migas dan nonmigas dari tahun lalu," ujarnya.