Lebih lanjut, terdapat beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam pemumpukan berimbang, mulai dari tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat jenis. Pemupukan berimbang tersebut dapat memberikan manfaat mulai dari meningkatkan produktivitas dan mutu hasil tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah, menghindari pencemaran lingkungan, dan hasil optimum yang bisa membuat petani untung.
“Kalau petani menggunakan pupuk berimbang maka produktivitas dan daya saing pertanian akan bisa dipertahankan. Produktivitas pertanian akan seiring dengan pemupukan berimbang,” ucap Syahrul Yasin Limpo dalam kesempatan yang berbeda.
Ladiyani Retno juga memaparkan cara penentuan rekomendasi pemupukan yang tepat dan efisien. Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain melihat peta status hara tanah, mengukur hara dengan perangkat uji tanah, menggunakan kalender tanam, atau membuat petak omisi.
Kepala Balitbangtan Dr. Fadjry Djufry mengatakan bahwa Litbang Kementan telah mengembangkan perangkat dan alat bantu terkait rekomendasi pemupukan.
“Dalam menetapkan pemupukan yang mudah, cepat, dan tepat, Balitbangtan punya suatu sistem penentu, cara, atau kits. Untuk perangkat lunak ada aplikasi Decision Support System (DSS) seperti PKDSS, Sipapukdi, PHSL, Katam terpadu. Untuk perangkat uji seperti Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), soil sensor, dan lainnya,” ucap Fadjry Djufry.
Oleh karena itu, pemupukan berimbang perlu dipahami dan diimplementasi para stakeholder pertanian secara menyeluruh, karena pemupukan berimbang dapat membantu efisiensi pupuk, meningkatkan produksi dan mutu produk, serta menjaga kelestarian lingkungan pertanian.