EKBIS.CO, JAKARTA -- Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinilai dapat mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bangkit, meski masih terhambat pandemi Covid-19. Menurut Deputi Bidang Ekonomi Makro dan keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, ekonomi tidak bisa didorong cepat karena terkait juga pengendalian Covid-19.
Demikian juga pengembangan UMKM pada masa pandemi sangat tergantung pada pemulihan ekonomi nasional. "Tetapi khusus UMKM yang menerima KUR lebih baik, karena permintaan KUR sudah mulai normal. Ini tercermin dari permintaan KUR dalam 5 bulan sudah Rp 113 triliun atau rata-rata lebih dari Rp 20 triliun atau sudah sama dengan permintaan pada masa normal," ujar Iskandar, beberapa waktu lalu.
Ini artinya, hampir sebagian besar penerima KUR sudah mulai pulih usahanya. Iskandar menambahkan, untuk meningkatkan UMKM lagi pemerintah telah memperpanjang tambahan subsidi bunga KUR 3 persen sampai akhir Desember 2021. Dengan tambahan subsidi bunga KUR 3 persen, nasabah hanya bayar bunga 3 persen.
Kemudian adanya perpanjangan subsidi bunga 1,5 persen untuk kredit UMKM Rp 500 juta sampai dengan Rp 10 miliar dan pembebasan PPh final UMKM sampai akhir Desember 2021. "Dengan kemudahan pendirian UMKM dan pengalokasian fasilitas UMKM dengan UU Cipta Kerja, maka UMKM dapat berkembang cepat lagi khususnya setelah Covid menurun," kata Iskandar.
Sebelumnya, pemerintah telah meminta bank-bank milik negara untuk menaikkan pagu kredit UMKM. Bank BRI menargetkan untuk menaikkan porsi kredit UMKM hingga 85 persen pada akhir tahun.
Ekonom INDEF Rusli Abdullah menyambut baik keinginan BRI menaikkan porsi kredit UMKM. Menurutnya perbankan memang perlu lebih banyak menyalurkan kredit UMKM. Terlebih ke sektor usaha yang saat ini tumbuh dengan cepat, yakni pasar ekonomi digital.
Namun peralihan sektor UMKM ke digital, khususnya usaha mikro, tidak lah mudah, mengingat banyak yang masih gagap teknologi. "Kredit ini harus disalurkan dengan melakukan pendampingan e-commerce dan digital marketing. Contohnya banyak pedagang makanan tidak bisa foto yang bagus untuk dijual di Go-Food," kata Rusli.
Selain itu, sektor lain yang akan tumbuh pesat yakni UMKM di wilayah pariwisata. Namun, sektor tersebut akan mulai berjalan ketika pandemi berakhir dan pemulihan ekonomi mulai tampak. "Usaha-usaha seperti makanan tradisional dan jamu di wilayah pariwisata akan rebound nanti jelang pandemi berakhir. Itu akan jadi sektor yang sangat bagus untuk dihidupkan kembali," katanya.
Tercatat pada Mei 2021, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah menyalurkan KUR senilai Rp 69,2 triliun. KUR disalurkan kepada 2,4 juta pelaku UMKM atau setara dengan 40,7 persen dari kuota yang diberikan oleh Pemerintah di tahun ini.
Secara keseluruhan, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 914,19 triliun pada Kuartal I 2021. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,43 persen year on year dan kredit konsumen yang tumbuh 1,62 persen yoy menjadi Rp 145,06 triliun.
Ekonom Ryan Kiryanto mengatakan Pemerintah sangat mendorong sektor UMKM untuk segera bangkit dari efek pandemi, mengingat ada 60 jutaan pelaku UMKM di Indonesia yang menjadi sentral penyerapan tenaga kerja. "Kebangkitan sektor UMKM juga bergantung pada kecepatan distribusi vaksin ke seluruh Tanah Air, terutama di wilayah Jawa yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional (sekitar 56 persen)," ujar Ryan.
Di sini vaksinasi menjadi game changer atau faktor dominan pemulihan ekonomi sejalan dengan kebijakan moneter dan keuangan yang sudah pro pertumbuhan. Paralel dengan itu, disiplin protokol kesehatan dengan 3M atau 5M dan 3T oleh semua pihak juga penting dilakukan supaya level herd immunity segera tercapai.
Ryan melihat kunci utama pemulihan ekonomi ada pada kecepatan distribusi vaksinasi, sehingga akan mendorong mobilitas orang dan barang/jasa dan dapat mendongkrak sisi permintaan bagi UMKM. Dengan demikian, permintaan kredit pun akan meningkat. "Sejalan dengan itu, percepatan serapan belanja pemerintah pusat (K/L) dan pemda, terutama untuk program bansos dan pembangunan infrastruktur atau proyek strategis nasional, juga membantu mempercepat sisi permintaan," kata Ryan.