EKBIS.CO, JAKARTA -- Fintech lending, Amartha berupaya memberdayakan satu juta mitranya untuk melakukan transformasi secara digital pada 2021 hingga 2022. Hal ini mengingat akses terhadap informasi dan teknologi yang kurang menjadi hambatan dalam transformasi tersebut.
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto mengatakan hambatan perempuan khususnya perempuan pelaku usaha mikro dalam partisipasi ekonomi dipengaruhi oleh banyak aspek, salah satunya kurangnya adopsi digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Oleh karena itu, Amartha tidak hanya melakukan penyaluran modal usaha, tetap juga memberikan pendampingan serta edukasi literasi keuangan dan digital yang rutin di seluruh wilayah cakupan Amartha,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Ahad (4/7).
Menurut Aria pada era digital seperti ini perlu dipastikan literasi keuangan dan literasi digital perlu berjalan beriringan. Selain itu, intervensi untuk mendorong adopsi digital juga dinilai perlu dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan baru pada era digital.
"Solusi Amartha untuk memitigasi timbulnya kesenjangan ini adalah dengan adanya petugas lapangan atau business partner Amartha yang berfungsi sebagai edukator sekaligus pendamping para mitra untuk meningkatkan literasi keuangan dan digitalnya. Peran business partner ini sangat penting untuk transformasi digital di desa yang akan menciptakan akselerasi pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan bagi perempuan di pedesaan,” ucapnya.
Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Sosial Amartha 2019, Amartha telah berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi mitra sebesar 94,3 persen. Tak hanya itu, sebesar 97,7 persen dari mitra Amartha dapat menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah bergabung menjadi mitra.