EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (5/7). IHSG sempat berada di zona merah setelah dibuka menguat ke level 6.024,16 pada pagi ini.
Pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham Asia yang dibuka variatif. Phillip Sekuritas Indonesia melihat fokus perhatian investor saat ini tertuju pada musim laporan keuangan emiten kuartal II 2021.
"Dari sisi makro, investor menantikan rilis data penjualan ritel bulan Mei Australia dan data Markit Services PMI bulan Juni Cina," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (5/7).
Sementara itu, bursa utama Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq, mencatatkan rekor penutupan tertinggi terbaru pada akhir pekan lalu. Bagi S&P 500, kenaikan ini merupakan reli terpanjang selama tujuh hari beruntun sejak Agustus 2020.
Menurut Phillip Sekuritas Indonesia, kenaikan Wall Street ini ditopang oleh data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari ekspektasi. Namun investor melihat masih ada sejumlah kelemahan pada pasar tenaga kerja.
"Sehingga diyakini akan menahan the Fed dari menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat," kata Phillip Sekuritas Indonesia.
Di sisi lain, indeks LQ45 pagi ini bergerak pada zona merah. Secara year-to-date, IHSG telah terkoreksi sebesar 11,56 persen.
Penurunan indeks ini sejalan dengan sejumlah saham blue chip yang memerah. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sejak awal perdagangan dibuka melemah dan terkoreksi satu persen.
Selain itu, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga terkoreksi sejak pembukaan perdagangan hingga sebesar 3,70 persen. PT Unilever Tbk (UNVR) turut berkontribusi pada penurunan indeks dengan melemah sebesar 1,46 persen. Pada hari ini, Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung melemah.