Kamis 15 Jul 2021 21:12 WIB

Kementan Ajak Petani Hortikultura Tingkatkan Nilai Tambah

Mentan menilai subsektor pertanian khususnya hortikultura harus semakin diperkuat

Red: Gita Amanda
Bimtek virtual bertajuk Meningkatkan Nilai Tambah Olahan Hortikultura dengan Kemasan via Zoom Meeting, Sabtu (10/7) .
Foto:

Cabai, komoditas hortikultura yang penting untuk diolah

Peneliti muda dari BB Pascapanen Pertanian, Ira Mulyawanti, mengungkapkan bahwa cabai adalah salah satu produk hortikultura yang paling penting untuk ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengolahan oleh UMKM. Hal ini dikarenakan cabai menduduki posisi penting dalam menu pangan di Indonesia. Selain itu, cabai mudah rusak dan harganya fluktuatif, terutama karena kondisi iklim, sehingga dapat mempengaruhi inflasi.

“Mengapa cabai? Karena cabai menduduki posisi penting dalam menu pangan. Hampir setiap makanan di indonesia menggunakan cabai sebagai bumbu masak atau pendamping, sehingga permintaannya selalu tinggi. Selain itu, harga cabai juga fluktuatif dan mempengaruhi inflasi,” jelas Ira.

Ira memaparkan beberapa alternatif pengawetan dan pengolahan cabai, antara lain pengeringan, pembekuan, pengolahan, dan pengasaman. Teknik pengeringan akan menghasilkan produk bubuk cabai, pembekuan menghasilkan produk puree atau pasta cabai, pengolahan menghasilkan saus dan minyak cabai, sementara pengasaman menghasilkan produk acar cabai.

Teknologi pascapanen yang digunakan untuk mengolah cabai ini, diungkapkan Ira, dapat meningkatkan daya saing, mempertahankan kualitas cabai, mempermudah pemasaran, meningkatkan umur simpan, dan menjaga ketersediaan produk hortikultura di pasaran.

Kemasan menarik tingkatkan nilai jual produk

Peningkatan daya saing produk hortikultura tidak berhenti di pengolahan saja. Produk hasil olahan juga perlu untuk dikemas dengan baik dan menarik agar meningkatkan nilai tambah dan penjualan produk.

“Sebuah produk erat kaitannya dengan kemasan. Tanpa kemasan, hasil produksi tidak dapat disebut sebagai produk. Oleh karena itu, kemasan harus dibuat semenarik mungkin agar dapat meningkatkan penjualan produk,” papar pengusaha kemasan D&D Pack, Maria Magdalena.

Maria menjelaskan bahwa kemasan satu produk olahan dengan produk olahan lainnya pastilah berbeda, tergantung dari karakteristik produk itu sendiri. Sebagai contoh, produk olahan keripik sebaiknya dikemas dalam kantong standing pouch atau seal T yang terbuat dari bahan metalize atau aluminium dan diberikan udara agar tidak mudah remuk. Sementara itu, produk olahan bubuk dapat dikemas dalam botol atau toples agar tidak mudah tercecer.

Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kemasan adalah label. Label ini harus memberikan keterangan mengenai produk panganan yang dikemas sebagai informasi kepada calon pembeli.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement