EKBIS.CO, JAKARTA--Lebih dari satu dekade fokus melayani nasabah inklusi, pada masa pandemi seperti saat ini, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah), menjadikan nasabah dan karyawan sebagai fokus utama bank.
Dengan strategi ini, pada kuartal kedua, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,05 Triliun, tumbuh 15 persen (YoY), dibanding periode sebelumnya Rp 8,74 triliun.
Pertumbuhan di saat pandemi ini tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjaga NPF (Non Performing Financing) di posisi 2,4 persen.
"Membangun hubungan yang intensif dan memahami kebutuhan nasabah di masa pandemi ini merupakan salah satu kunci untuk tetap menjaga semangat optimisme nasabah prasejahtera, sehingga mereka merasa selalu memiliki pendampingi, " tutur Hadi Wibowo, Direktur Utama BTPN Syariah.
Berbagai program reward dan aktivitas sosial untuk nasabah, keluarga, dan lingkungan sekitar mereka seperti bantuan pendidikan untuk anak-anak nasabah tetap dijalankan.
Dalam kondisi terbatas, kata Hadi, dengan dibantu oleh petugas di lapangan, nasabah pembiayaan turut diberikan pelatihan secara online, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam menyiasati pandemi yang berkepanjangan.
Inilah yang membuat nasabah pembiayaan terus dapat berkomunikasi dengan petugas di lapangan, sehingga petugas memahami langsung bagaimana kebutuhan mereka saat ini, termasuk kebutuhan penambahan modal usaha.
Di sisi karyawan, Hadi menjelaskan perhatian bank turut ditingkatkan. Sebagai aset perusahaan, kesehatan karyawan menjadi poin penting dalam melakukan pelayanan sepenuh hati terhadap nasabah yang membutuhkan.
Di sisi lain, Bank juga akan terus mengembangkan berbagai inovasi teknologi agar nasabah di segmen ini lebih efektif dalam bertransaksi, dengan menyesuaikan kemampuan beradaptasi mereka.
"Kami menyiapkan aplikasi teknologi yang mengoptimalkan peran nasabah inspiratif BTPN Syariah yakni mereka yang telah tumbuh bersama kami dengan siklus pembiayaan yang panjang, sebagai mitra bank, yang kami sebut Mitra Tepat," kata Hadi.
Mitra dapat memperkenalkan dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat mereka. Bank juga telah mengoptimalkan proses automasi pelayanan, dimana seluruh tim di lapangan telah menggunakan aplikasi termutakhir dalam melayani nasabah prasejahtera produktif.
Upaya ini selain untuk mendukung produktivitas para tim di lapangan dalam melayani nasabah menjadi lebih cepat dan tepat, juga menjadi ikhtiar kami dalam mengedukasi nasabah inklusi kami untuk beradaptasi dengan teknologi.
"Dengan demikian, di masa mendatang, mereka dapat membangun ekosistem digital dengan prinsip syariah khusus untuk masyarakat inklusif. Ini yang menjadi aspirasi kami," kata Hadi.
Adapun sampai akhir Juni 2021, Bank masih memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang kuat di posisi 52 persen, jauh di atas rata-rata industri. Total aset tumbuh 14 persen (YoY) menjadi Rp 17,41 T dari Rp 15,27 T. Dana pihak ketiga tumbuh 12 persen (YoY) menjadi Rp 10,61 T dari Rp 9,46 T. Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 770 M.
Tentang BTPN Syariah
Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014, BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke 12 di Indonesia.
Satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target market lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut 'unbankable', karena tidak memilki catatan keuangan dan dokumentasi legal.
BTPN Syariah melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu BTPN Syariah membangun sarana dan prasarana yang sangat berbeda dengan perbankan pada umumnya untuk memastikan produk dan layanan efektif serta efisien melayani segmen tersebut.
BTPN Syariah memiliki 25 cabang di seluruh Indonesia, 41 Kantor fungsional operasional, dan hampir 12.000 karyawan yang menjemput bola di hampir 70 persen total kecamatan di Indonesia.