Rabu 28 Jul 2021 15:17 WIB

IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi RI, Ini Kata Kemenkeu

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF pada 2021 yakni 3,9 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kementerian Keuangan mengungkapkan lima strategi mendorong perekonomian pada akhir 2021. Hal ini seiring proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 sebesar 0,4 persen yaitu dari 4,3 persen menjadi 3,9 persen. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan lima strategi berfokus upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat, mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan daya saing.

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF pada 2021 yakni 3,9 persen masih dalam rentang proyeksi pemerintah pada 3,7 sampai 4,5 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/7).

Menurutnya Indonesia akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif sembari mewaspadai risiko-risiko yang ada yaitu kehadiran varian Delta serta percepatan dan akselerasi vaksinasi.

Selain itu, risiko yang diwaspadai juga meliputi potensi percepatan normalisasi kebijakan moneter AS sebagai implikasi dari percepatan pemulihan ekonomi yang berpotensi mendorong pembalikan arus modal menuju negara tersebut.

Tak hanya itu, permintaan produk ekspor yang diperkirakan masih baik seiring solidnya outlook pertumbuhan global juga menjadi peluang untuk terus mendorong kinerja manufaktur Indonesia pada 2021. Tercatat volume perdagangan global sepanjang 2021 diprediksi mencatatkan kinerja yang solid yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 9,7 persen atau naik 1,3 persen.

“Pertumbuhan yang kuat pada aktivitas perdagangan menunjukkan bahwa sektor eksternal juga menjadi faktor utama yang mendorong tumbuhnya ekonomi global,” ucapnya.

Febrio menyebut adanya ancaman varian Delta membuat Indonesia terus memperkuat kebijakan bidang kesehatan dan perlindungan sosial dengan terus menambah alokasi anggaran untuk program PEN dalam APBN. “APBN hadir memberi perluasan perlindungan sosial dan dukungan bagi UMKM yang diiringi upaya percepatan penyalurannya,” ucapnya.

Dia menegaskan Indonesia harus dapat belajar dari pengalaman berbagai negara dalam kurun waktu 1,5 tahun terjadinya pandemi yaitu pemulihan akan terjadi jika diiringi dengan penanganan kesehatan yang tepat. Saat ini Indonesia menargetkan untuk mendorong vaksinasi harian di tingkat 1,5 juta dosis dan akan terus ditingkatkan secara gradual. 

Per 27 Juli 2021, total kumulatif vaksin yang telah diberikan pada masyarakat sebesar 63,94 juta dosis. Pemerintah juga memastikan jumlah vaksin terus tersedia agar percepatan vaksinasi dapat dilaksanakan sesuai target yang ditetapkan.

“Vaksinasi memang merupakan salah satu kebijakan kunci bagi setiap negara untuk mengendalikan pandemi Covid-19,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement