EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) Tbk memastikan telah memetakan fokus penguatan di seluruh lini bisnis yang berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Direktur Utama GMF I Wayan Susena mengatakan, strategi pemulihan ditempuh untuk menjaga keberlangsungan usaha dan menjadikan bisnis lebih ramping menuju era normal baru. "Hal ini dikarenakan industri penerbangan beserta pendukungnya diprediksi baru dapat sepenuhnya pulih mencapai kondisi normal pada 2024 mendatang," kata Susena, Rabu (28/7).
Meski begitu, Susena mengatakan, pasar domestik diproyeksikan mampu pulih lebih cepat dibandingkan pasar internasional. Hal tersebut menjadi angin segar bagi pasar domestik yang cukup kuat.
Selain pasar domestik, kata Susena, segmen kargo juga menjadi segmen bisnis potensial yang terus tumbuh di tengah kondisi pandemi saat ini. "Berdasarkan laporan IATA periode April 2021, bisnis kargo tahun ini diprediksi masih akan terus menguat," ungkap Susena.
Terlebih, segmen bisnis kargo juga berdampak positif kepada pendapatan maskapai. Sebab, porsinya meningkat signifikan dibandingkan periode-periode sebelumnya sebesar 10 hingga 15 persen. Susena menilai hal tersebut mendatangkan keuntungan bagi GMF.
"GMF mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat, terutama untuk pesawat kargo yang berasal dari luar negeri," ungkap Susena.
Dia menyatakan, penguatan bisnis kargo menjadi peluang tersendiri bagi GMF untuk menggarap pasar perawatan pesawat preighter. Susena menuturkan, pada 2020 hingga 2021, GMF telah melakukan konversi tiga pesawat preighter milik Garuda Indonesia Group.
GMF juga melakukan inisiatif bisnis lain yang telah maupun akan direalisasikan untuk memastikan kelangsungan usaha. GMF melakukan diversifikasi bisnis pada segmen usaha yang tidak terlalu terdampak pandemi seperti power services, defence industry, dan business private jet.