EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi meraih gelar doktor melalui disertasi terkait kinerja private wealth management. Penelitian ini mendapati, segmen wealth belum digarap optimal oleh perbankan di Tanah Air.
Penelitian tersebut memaparkan, segmen wealth, dengan tiering portofolio nasabah di atas Rp 500 juta, memiliki proporsi lebih besar. Pertumbuhannya juga positif dari tahun ke tahun sejak 2013.
Walaupun jumlah rekening segmen tersebut tidak sampai satu persen dari total rekening DPK di bank umum, tapi nominal simpanan porsinya di atas 50 persen dari total nominal simpanan individu. "Karena itu, seiring dengan pertumbuhan populasi High Net Worth Individual (HNWI) di Indonesia, aset finansial segmen tersebut juga mengalami pertumbuhan," kata Hery dalam sidang promosi doktornya seperti disampaikan BSI melalui keterangan tulis, Kamis (29/7).
Pada 2019 populasi HNWI di Indonesia tumbuh empat persen dibandingkan tahun sebelumnya atau mencapai 134 ribu orang. Total kekayaannya mencapai 675 miliar dolar AS atau sekitar Rp 10,7 triliun. Menurut Lembaga Penelitian Knight Frank, populasi HNWI di Indonesia akan tumbuh 57 persen pada 2024.
Kendati demikian, dominasi private wealth management di Indonesia tersebut sebagian besar belum dioptimalkan oleh perbankan nasional. Pada 2015, pemerintah menetapkan kebijakan Tax Amnesty yang memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis private wealth management.
Sehingga pada akhir 2017 sebanyak 965.983 warga negara Indonesia berpartisipasi dalam program ini. Dana repatriasi mencapai Rp 147 triliun, sedangkan asset yang dideklarasi sebesar Rp 4,866 triliun.
"Dari penyelenggaraan program Tax Amnesty ini, dapat disimpulkan, amandemen peraturan ini menciptakan lebih banyak peluang dari segmen masyarakat sejahtera (wealth) di Indonesia untuk tumbuh lebih optimal," ujar Hery yang meraih nilai Sangat Memuaskan.