Royke mengatakan pihaknya menargetkan agar porsi pembiayaan UMKM meningkat dari 20,7 persen pada 2020 menjadi 30 persen pada 2024. Dalam hal ini, BNI telah menyusun skema pembiayaan dengan memberikan beberapa relaksasi atas kebijakan kredit yang ditujukan bagi UMKM yang berorientasi ekspor, baik eksportir langsung maupun tidak langsung, termasuk kepada diaspora.
Dalam menjawab tantangan membantu UMKM naik kelas dan go global, BNI berinisiatif untuk membentuk Xpora yang merupakan akronim dari Ekspor dan Diaspora yaitu one stop shopping solution BNI untuk memberikan layanan terintegrasi bagi mitra-mitra UMKM. Royke menyebut saat ini Xpora sudah dilakukan piloting di tujuh lokasi yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Ada tiga value utama yang menjadi pondasi dalam Xpora, yakni Go Productive, Go Digital, dan Go Global.
Xpora memiliki delapan solusi utama untuk UMKM. Antara lain pelayanan cepat dan berkualitas, peningkatan kapabilitas melalui edukasi, pendampingan, pengembangan UMKM dan akses kepada tool bisnis fintech, juga diagnostic bisnis, solusi keuangan mudah dan terintegrasi, kemudahan akses pasar via kerja sama dengan e-commerce dan instansi pemerintah.
Selain itu, aktivasi digital melalui kerja sama dengan Xpora partner dan pelayanan digital yang komprehensif, solusi transaksi nirtunai (cashless) via digital portal dengan akses mudah kepada channel e-banking, pemberdayaan bisnis ekspor dengan akses kepada inkubasi dan B2B matchmaking dengan potensial buyer nasabah BNI yang berada di Kantor cabang luar negeri, serta solusi dengan orientasi ekspor termasuk produk trade dengan biaya rendah.