EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog menambah gudang pusat distribusi bahan pokok di Bogor, Tangerang, dan Karawang untuk meningkatkan penjualan melalui toko online ipangananandotcom di platform Shopee. Bulog mengatakan, kebutuhan masyarakat akan pangan melalui alternatif belanja online akan semakin mudah dengan adanya penambahan gudang khusus e-commerce. Ketepatan waktu pengiriman selama 1x24 jam bebas ongkos kirim juga akan semakin membantu.
"Memasuki usia dua tahun ipanganandotcom, kami melakukan ekspansi dengan menambah tiga gudang distribution center guna menjawab tantangan pemenuhan sembako di masa pandemi," kata Direktur Bisnis Bulog, Febby dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (24/8).
Adapun total nilai penjualan sepanjang Januari-Juli 2021 mencapai Rp 12 miliar atau sekitar Rp 1,72 miliar per bulan. Adapun sepanjang 2020 lalu, total penjualan melalui ipanganandotcom mencapai Rp 16 miliar atau rata-rata Rp 1,34 miliar per bulan.
Toko online ipanganandotcom merupakan kerja sama Bulog dan StoreSend Indonesia. Kolaborasi ini dilakukan guna mendatangkan digitalisasi pangan yang modern serta menjadi penyedia online food community terbesar di Indonesia.
Febby mengatakan, saat ini ipanganandotcom sudah dapat diakses untuk masyarakat wilayah Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar yang dapat diakses melalui Shopee oleh masyarakat.
“Ipanganandotcom diharapkan menjadi king market atau supermall bahan pangan online yang terbesar di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat mendapatkan bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan biaya yang murah terlebih dalam situasi pandemi seperti saat ini,” tegas Febby Novita.
Febby menambahkan, ipanganandotcom juga menawarkan fasilitas bebas ongkos kirim untuk setiap pembelian produk khusus untuk di wilayah Tangerang, Bogor, dan juga Karawang.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Supply Chain Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan, situasi penyaluran beras Bulog lewat penugasan, saat ini memang terus menurun akibat adanya perubahan sistem penyaluran Rastra. Ia menyampaikan, pada 2016 Bulog sedikitnya bisa menyalurkan 3,2 juta ton beras setahun dan pada 2017 penyaluran masih mencapai 2,7 juta ton.
"Ini turun terus sampai akhirnya tahun 2019 Rastra itu seluruhnya sudah bertransormasi menjadi bantuan pangan non tunai (BPNT) sehingga penyaluran beras Bulog semakin berkurang," kata dia.
Situasi itu, kata dia menjadi tantangan tersendiri bagi Bulog karena selain harus menjaga pasokan pada rentang 1-1,5 juta ton, namun juga harus terus menyerap pasokan gabah petani meski ruang penyaluran menyempit.
"Jadi CBP sekarnag yang ada sekarang ada hanya digunakan untuk bencana alam, stabilisasi harga, kerja sama dan bantuan internasional. Semua ini sifatnya tidak captive artinya sangat bergantung pada kondisi harga dan keadan masyarakat," ujar dia.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Supply Chain Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan, secara umum total unit gudang Bulog saat ini mencapai 1.600 di seluruh Indonesia dengan total kapasitas penyimpanan sekitar 4 juta ton jika seluruhnya digunakan untuk komoditas beras.
Bulog, kata dia menerapkan sistem perawatan beras secara rutin agar tidak mengalami penurunan mutu. Hal itu mesti dijaga karena saat ini terjadi ketimpangan antara arus keluar dan masuk khususnya komoditas beras. Ketimpangan itu disebabkan oleh penyaluran/penjualan beras lewat bantuan sosial terbatas sementara pasar komersial belum mampu menggantikan seluruhnya.