EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen Kementerian BUMN dalam mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital dan startup atau perusahaan rintisan, selain mendukung sektor UMKM. Hal ini disampaikan Erick saat berdikusi dengan pelaku startup digital dan inkubator bisnis bertajuk 'Bali Digitalpreneur Meetup' di kampus STMIK Primakara, Denpasar, Bali, pada Ahad (19/9).
"Jangan takut, kita dukung startup jadi bagian besar program transformasi BUMN," ujar Erick, seperti dikutip Senin (20/9).
Erick menyebut salah satu bentuk dukungan ialah BUMN belakangan banyak membentuk venture capital dan gencar berinvestasi pada startup. "Salah satu bentuk Key Performance Indicator (KPI), kita komitmen berinvestasi di 50 perusahaan startup. Kita akan dukung besar-besaran startup di Indonesia dengan kekuatan investasi," ucap Erick.
Erick memerinci beberapa BUMN dan jumlah startup yang sudah mendapatkan investasi dari BUMN. "Telkomsel ada 15, BRI 15, Mandiri Capital 15, saya juga berikan kesempatan BNI untuk mulai masuk tapi cukup 5. Karena kebiasaan BUMN kalau diberikan banyak semua ikut investasi. Nanti startup kebakaran semua (bakar uang)," ungkap Erick.
Kata Erick, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan progam besar Kementerian BUMN terkait dengan startup pada pekan kedua Desember mendatang. "Setelah launching kita akan training 10 ribu startup agar berkelanjutan. Lalu undang 10 top investor," lanjut Erick.
Erick mengungkapkan suatu fakta menarik di Indonesia ketika bicara entrepreneurship persentasenya rendah tapi ketika bicara jumlah startup malah menjadi nomor 4 di dunia. "Ini hal menarik. Startup kita punya potensi luar biasa, market besar dan mayoritas (pendiri startup) generasi muda," sambung Erick.
Dalam kesempatan ini, Erick juga meninjau produk startup besutan STMIK Primakara dan sejumlah inkubator bisnis di Bali. Ia mengaku terkesan dengan inovasi startup dari Bali.
Erick mengapresiasi STMIK Primaka yang sudah melakukan inovasi luar biasa dengan sudah memikirkan era digitalisasi yang akan terus menjadi gelombang besar. "Kita harus menjadi champions di era digitalisasi ini. Salah satunya yang harus kita perbaiki adalah human capital. Ini menjadi tantangan terberat," ucap Erick
Erick menilai talenta digital dan startup digital ini menjadi penting untuk menggarap peluang pasar ekonomi digital di Indonesia. Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi target pasar namun menjadi pelaku utama dan pemenang persaingan.
Ketua STMIK Primakara Made Artana mengatakan dengan terpuruknya industri pariwisata, saat ini sudah terbangun kesadaran bersama bahwa sangat perlu bagi Bali untuk membangun industri-industri pendamping.
"Industri Kreatif Digital adalah salah satu industri yang dapat dikembangkan mengingat ini adalah industri yang akan terus berkembang di masa depan," ujar Artana.
Di sisi lain, ucap Artana, Bali memiliki potensi yang besar mengingat Bali ada dalam lingkungan pergaulan internasional dengan puluhan hingga ratusan ribu digital nomad, ada banyak penerbangan langsung ke kota-kota besar dunia, infrastruktur yang memadai, kualitas hidup yang baik, balance life dalam nuansa alam yang indah dan biaya hidup yang relatif rendah.
"Bali juga memiliki banyak talenta kreatif yang tumbuh dalam budaya kreatif," kata Artana.
Diketahui, STMIK Primakara adalah Kampus IT sejak berdiri telah memposisikan diri sebagai Technopreneurship Campus / Kampus Startup dan sebagai penggerak untuk menghidupkan eskosistem Startup di Bali. STMIK Primakara sejak 7 tahun terakhir secara regular menyelenggarakan event-event startup di Bali yaitu seperti Startup Camp, Bali StartUp Expo dan Global Games Jam.