EKBIS.CO, JAKARTA -- Panen raya jagung berlangsung di sejumlah sentra di luar Pulau Jawa. Ini artinya, para petani mulai memetik hasil, dimana jagung yang mereka tanam siap untuk dijual dan dipasok ke sentra ternak di Jawa. Diketahui, jagung adalah komoditas penting dalam menjaga ketersediaan daging dan telur ayam.
Di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, panen raya terjadi hampir di semua sentra. Terutama di Desa Kotaraja yang memiliki dataran rendah dengan kondisi tanah kering. Begitu juga dengan Desa Rappang, Kecamatan Tapango, Polawali Mandar, Sulawesi Barat. Di sana, jagung pakan dalam kondisi aman dan terkendali.
Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Ramdhan Pade mengatakan bahwa berdasarkan data yang dimiliki, luasan panen pada September 2021 ini diperkirakan mencapai 42.919 haktare dengan produksinya sebanyak 119.341 ton pipil kering (PK).
Adapun dalam panen ini disebutkan Ramdhan akan memiliki surplus besar karena iklim yang cukup bersahabat dan jadwal tanam yang terpola dengan baik. "Terkait hal ini, saya mengajak pihak-pihak yang meragukan ketersediaan jagung agar datang lngsung ke wilayah kerja saya (Gorontalo)," katanya.
Menguatkan pernyataan ini, produksi pakan di perushaan besar Charoen Pokphand juga dalam kondisi yang melimpah. Setidaknya ada 12 ribu ton pakan jagung yang tersedia secara baik. Hal ini diungkapkan langsung oleh kepala perwakilan wilayah Charoen Pokphand Provinsi Gorontalo, Rizki.
"Bahwa memang betul di gudang kami ada stok pakan jagung sebanyak 12 ribu ton," katanya.
Sementara itu, Andika perwakilan PT SEGER Agro Nusantara cabang Gorontalo mengatakan bahwa ada sekitar 3.000 ton pakan jagung yang tersimpan di gudangnya. Andika menambahkan bahwa harga pembelian jagung dari masyarakat sekitar Rp 5.000 per kilogram (kg) PK. Stok tersebut akan terus bertambah seiiring masa musim panen di wilayah Gorontalo.
Sebelumnya, Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab mengapresiasi kinerja Dinas pertanian baik provinsi maupun kabupaten/kota dan stake holder dalam mengantisipasi kelangkaan stok jagung. Karena itu Kementan bersama pemda dan stakeholder akan terus memonitoring penyerapan hasil panen di lapangan.
"dari data dan laporan yang masuk ke kami ternyata masih ada panen jagung yang tentunya sangat mampu mencukupi kebutuhan peternak. Kita pastikan kebutuhan peternak tercukupi untuk tiga bulan mendatang," tutupnya.