EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan aksi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk merupakan bukti bahwa Indonesia memiliki pasar yang besar.
"Di kala market sedang turbulence, kita bisa membuat market ini lebih bergairah. Ini membuktikan kita punya market yang sangat besar sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus berlangsung," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam "IDX Opening Bell: Rights Issue BRI" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (29/9).
Erick Thohir mengatakan rights issue BRI mencatatkan sejarah baru dalam pasar modal Indonesia dengan jumlah HMETD mencapai 28,2 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 96 triliun. Capaian tersebut, kata dia, menjadi terbesar di kawasan Asia Tenggara serta menduduki peringkat ketiga tertinggi di Asia, serta masuk tujuh besar di seluruh dunia sejak 2009.
Hal tersebut, lanjut Erick Thohir, merupakan suatu pencapaian yang sangat membanggakan, terutama di tengah kondisi yang menantang akibat pandemi Covid-19. Erick Thohir mengungkapkan hal yang tak kalah penting dari right issue BRI adalah bahwa UMKM bisa menjadi pertumbuhan ekonomi penting di Indonesia.
"Karena memang 60 persen ekonomi kita didukung UMKM. Ini juga jadi peringatan bahwa UMKM bukan objek, tetapi subjek yang harus kita dukung," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia menambahkan Kementerian BUMN mendorong agar Bursa Efek Indonesia (BEI) jadi yang terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, ia juga mendorong korporasi BUMN untuk go public sehingga bisa menopang bursa.
"Karena itu kita tidak segan-segan di 88 proyek strategis nasional yang sudah didukung Bapak Presiden, kita mendorong korporasi BUMN untuk go public," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.