EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tengah mengumpulkan luas baku jagung untuk bisa menentukan volume produksi nasional secara valid. Hal itu serupa mekanisme pendataan yang terjadi dilakukan terhadap komoditas padi.
Deputi Bidang Statistik Produksi, BPS, Habibullah, luas baku jagung merupakan bagian dari proses penghitungan dengan metode kerangka sampel area (KSA) jagung. Data luas baku jagung tersebut diambil dari peta rupa bumi, peta administrasi, peta lokasi tanaman jagung, hingga peta penggunaan lahan.
"Saat ini sudah ada 21.965 ribu sampel data yang dilihat dari hampir 90 ribu titik amatan setiap bulan," kata Habibullah dalam sebuah webinar, Kamis (30/9).
Ia optimistis, dengan adanya data luas baku jagung akan membantu proses pembangunan data jagung nasional. Hal itu juga dapat membantu BPS untuk mengetahui suatu lahan apakah hanya ditanami komoditas padi atau bergantian dengan jagung.
Meski demikian, ia mengungkapkan, masih terdapat sejumlah masalah yang dihadapi BPS. Salah satunya soal konversi volume produksi jagung berdasarkan kadar air. "Kalau diamati, itu luas panen mungkin hampir mirip saja, sehingga yang menjadi persoalan adalah kadar air untuk penentuan konversi," kata Habibullah.
Ia mengungkapkan, jagung yang diproduksi pada umumnya memiliki kadar air 27-28 persen. Padahal, rata-rata jagung yang dibutuhkan oleh pasar yakni memiliki kadar air 14-15 persen.
Untuk mengatasi hambatan itu, BPS menggunakan mekanisme indepth study survei konversi jagung (SKJG) yang akan membantu BPS dalam menentukan produksi dengan memperhatikan konversi kadar air.
"Kita bekerja sama dengan BPPT, BIG, Kementan terus berdiskusi sejak 2019 sampai sekarang. Masih banyak hal-hal yang menjadi pertanyaan, salah satunya memang persoalan soal kadar air," kata Habibullah.
Karena itu, ia menyampaikan, ketika BPS telah memiliki data jagung secara lengkap, produksi jagung nasional akan disajikan dalam tiga bentuk. Yakni jagung tongkol kering, jagung pipilan kadar air 28 persen, serta jagung pipilan kadar air 14 persen.