Selasa 12 Oct 2021 21:29 WIB

Mentan SYL Dorong Diversifikasi Singkong Naik Kelas

Singkong mampu mengangkat komoditas pangan nasional dan menggerakkan ekonomi..

Red: Mohamad Amin Madani

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meresmikan Kampung Singkong di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, Selasa (12/10/21). (FOTO : Kementan)

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meresmikan Kampung Singkong di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, Selasa (12/10/21). (FOTO : Kementan)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat menyampaikan sambutan pada peresmian Kampung Singkong, di lingkungan Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (12/10). (FOTO : Republika/bowo pribadi)

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meresmikan Kampung Singkong di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, Selasa (12/10/21). (FOTO : Kementan)

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meresmikan Kampung Singkong di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, Selasa (12/10/21). (FOTO : Kementan)

inline

EKBIS.CO, SALATIGA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong gerakan diversifikasi pangan, yakni komoditas singkong sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan pangan. Tidak hanya itu, upaya ini juga dinilai mampu mengangkat komoditas pangan nasional untuk dikenal secara meluas sehingga menggerakkan ekonomi masyarakat pada sisi hulu hingga hilir produksi.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan singkong merupakan salah satu komoditas sumber pangan alternatif pengganti beras, kini diolah menjadi berbagai produk turunan yang bisa dinikmati mulai dari akarnya hingga daun. Produk olahan ini tidak hanya mengenyangkan namun juga menyehatkan, sehingga singkong harus naik kelas sebagai penggerak perekonomian masyarakat.

"Saya sangat bangga melihat kampung singkong ini. Singkong bisa dibuat apa saja mulai dari akar sampai daun dimanfaatkan. Saat ini tentu kenyang saja nggak cukup. Makan juga harus sehat dan singkong ini dipastikan sehat," demikian disampaikan Mentan SYL saat memberikan arahannya pada peresmian Kampung Singkong di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, Selasa (12/10/21).

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah Salatiga mengembangkan daya tahan produk olahan singkong sehingga bisa menjadi oleh - oleh khas salatiga yang menjangkau pasar nasional bahkan internasional. Pengembangan singkong mulai dari petani sebagai pemasok hingga diolah menjadi produk olahan siap santap dibuat dengan skala ekonomi. 

"Kita cari tahu bagaimana singkong, misalnya getuk kita bisa naik kelas lagi untuk bisa bertahan beberapa hari sehingga bisa dibawa keluar kota bahkan luar negeri. Kalau makanan harus rutin sehingga pemasoknya harus dijaga sehingga mampu menekan biaya produksi," kata SYL.

Pada tahun 2021, sasaran luas tanam mencapai 695 ribu ha dengan produksi 17,75 juta ton dengan pengolahan pangan lokal melibatkan 1,6 juta rumah tangga. Guna meningkatkan produksi penggunaan benih berkualitas dan pemupukan perlu dilakukan dengan baik. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement