EKBIS.CO, BOGOR -- Pada tanggal 12 Oktober 2021, BPRS Botani genap berusia 25 tahun. BPRS Botani sebelumnya dikenal sebagai BPRS Bina Rahmah. BPRS Bina Rahmah resmi beroperasi sejak ditandatanganinya Piagam Peresmian Pembukaan BPRS Bina Rahmah pada tanggal 12 Oktober 1996. Peresmian tersebut langsung dihadiri oleh Muhammad Masduki, wakil walikota Bogor kala itu.
BPRS Bina Rahmah lahir sebagai salah satu program Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang saat itu dipimpin oleh Prof BJ Habibie. Para pendiri berharap, BPRS Bina Rahmah dapat meningkatkan ibadah muamalah untuk membangun perekonomian umat.
Seiring berjalannya waktu, IPB University melalui PT BLST secara resmi mengakuisi BPRS Bina rahmah sejak tahun 2017 dengan menjadi Pemegang Saham Pengendali. Namun demikian, prosesnya dimulai sejak tahun 2013. Perubahan nama dari BPRS Bina Rahmah menjadi BPRS Botani diresmikan oleh Rektor IPB University, Prof Arif Satria pada bulan Juni 2019 saat acara halal bilhalal IPB University.
Sejak diambil alih oleh IPB University, perkembangan BPRS melaju dengan pesat. Hal ini diindikasikan dengan perkembangan aset hampir tiga kali lipat. Bahkan, rasio keuangan menunjukan bahwa BPRS Botani masuk dalam kategori sehat menurut penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak hanya itu, BPRS Botani juga telah banyak berkontribusi bagi IPB University. Kontribusi yang telah dilakukan di antaranya dengan mendukung pembiayaan tenaga kependidikan dan dosen IPB University serta pembiayaan untuk anak-anak perusahaan PT BLST.
“Di usianya yang ke-25 tahun, BPRS Botani harus bisa bertransformasi serta berperan aktif demi menuju perubahan ke arah yang lebih baik dan inovatif, baik secara struktural maupun sistemik, serta tetap mengedepankan prinsip syariah sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Abdillah Jetha Putra Spi CIRBD selaku direktur utama BPRS Botani dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/10).
Abdillah mengaku bahwa pandemi Covid-19 dan kemajuan teknologi telah memaksa para pelaku ekonomi termasuk perbankan untuk melakukan percepatan pemanfaatan teknologi digital. “Di masa peralihan menuju era ekonomi digital, BPRS Botani terus bersiap agar mampu bersaing di level tertinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dalam rangka berkontribusi memperkuat pemulihan ekonomi setelah diterjang pandemi,” kata Abdillah.
Selain itu, katanya, BPRS Botani melakukan program pemberdayaan masyarakat bekerja sama dengan institusi-institusi lainnya. Kerja sama ini dilakukan untuk membentuk ekosistem baru yang bisa berkelanjutan ke depannya.