Selasa 26 Oct 2021 01:15 WIB

Holding Ultramikro Diminta Turunkan Suku Bunga Kredit UMKM

Anggota DPR berharap ada peta jalan penurunan suku bunga kredit UMKM.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta. Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengharapkan holdingultramikro dengan anggota PT Pegadaian, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menurunkan suku bunga kredit bagi kalangan UMKM.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta. Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengharapkan holdingultramikro dengan anggota PT Pegadaian, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menurunkan suku bunga kredit bagi kalangan UMKM.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Anggota Komisi VI DPR Mufti Anam mengharapkan holding ultramikro dengan anggota PT Pegadaian, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menurunkan suku bunga kredit bagi kalangan UMKM.

"Ketika suku bunga kredit mengalami penurunan, maka banyak masyarakat yang bisa mengakses kredit dengan harga yang terjangkau. Tentu, hal tersebut akan berdampak pada perekonomian daerah," katanya dalam rilis di Jakarta, Senin.

Ia berharap ada peta jalan terkait target penurunan suku bunga kredit tersebut."Harapan kami, ada kemudahan modal bagaimana agar masyarakat, khususnya pelaku usaha, bisa menjalankan usahanya, salah satunya melalui penurunan suku bunga kredit," kata politisi PDIP itu.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Intan Fauzi mengapresiasi keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait perpanjangan restrukturisasi kredit hingga 31 Maret 2023. Menurut politisi Partai Amanat Nasional itu, perpanjangan relaksasi restrukturisasi diyakini menjadi solusi tepat UMKM bangkit di tengah pemulihan ekonomi nasional.

Namun, menurut Intan, program restrukturisasi sebaiknya diikuti dengan kebijakan hapus buku kredit macet bagi UMKM yang terdampak pandemi sehingga tidak masuk dalam daftar hitam perbankan."Jangan sampai melakukan restrukturisasi, tetapi catatan kredit macet justru menyulitkan mereka untuk mendapatkan kredit baru," kata Intan.

Ia juga berpendapat bahwa tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) bagi pelaku UMKM belum bersahabat, sehingga perlu ada kebijakan khusus bagi UMKM karena mereka terdampak pandemi. Selain itu, ujar dia, perbankan didorong guna mempermudah akses permodalan kepada pelaku UMKM agar tidak makin banyak terjerat layanan pinjaman online ilegal.

Sebelumnya, pengamat perbankan Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menilai hadirnya holding ultramikro (UMi) dengan BRI sebagai induk, diyakini mampu memperkuat interlink digital di segmen UMKM dan usaha UMinasional.

"Holding ultramikro akan dapat memperkuat interlink ekonomi digital ini dengan produk pembiayaannya. Terlebih BRI sudah cukup kuat dengan banyak cabang dan dibantu oleh Pegadaian dan PNM," ujarnya.

Kementerian BUMN menyiapkan rencana strategis jangka panjang penguatan ekosistem usaha UMi melalui kehadiran holding UMi, yang akan menjadi mitra bagi pelaku usaha wong cilik dengan produk pembiayaan dan pemberdayaan melalui digitalisasi layanan jasa keuangan.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan peresmian holding UMi menjadi tonggak bersejarah berdirinya holding yang memiliki visi ekonomi kerakyatan.

Menteri BUMN menilai holding UMi akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement