EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan peningkatan luasan program Makmur pada 2022. Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto mengatakan Pupuk Indonesia Group meyakini target 250 ribu hektare untuk program Makmur dapat terealisasi pada tahun depan.
Nugroho berkaca dari program Makmur yang telah mencapai 50 ribu hektare per September atau lebih besar dari target semula yang sebesar 25 ribu hektare untuk tahun ini.
"Kita cukup optimistis target 250 ribu hektare tahun depan dengan sebaran daerah lebih luas, komoditas lebih beragam, insyaAllah bisa kita capai," ujar Nugroho saat panen program Makmur untuk komoditas padi seluas 35 hektare di Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (1/11).
Nugroho menilai keberhasilan program Makmur tahun ini juga menjadi pemantik dalam mencapai kesuksesan serupa untuk tahun depan. Nugroho mengatakan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani yang ikut progran Makmur memudahkan Pupuk Indonesia untuk memperluas program serupa di lebih banyak wilayah.
"Bagi kami di industri ini, seeing is believing, contoh-contoh ini membantu dorong dan memudahkan kami untuk replikasi karena mereka yang belum ikut akan melihat sendiri hasilnya," ucap Nugroho.
Nugroho menyampaikan program Makmur terbukti berhasil meningkatkan produktivitas petani sekitar 44 persen, termasuk dalam program Makmur untuk komoditas padi di atas lahan seluas 35 hektare yang berada di Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat.
Nugroho mengatakan Makmur merupakan sebuah program yang mendorong terciptanya ekosistem terintegrasi, dari produksi hingga pascaproduksi.
"Dari awal kita merancang progran ini tujuannya pendampingan, kita kawal selama kegiatan bertani itu, dan produktivitas akan meningkat karena kita berikan dosis pupuk yang tepat dan input usaha tani yang tepat," ungkap Nugroho.
Menurut Nugroho, para petani juga memerlukan adanya jaminan hasil tani mereka terserap. Dalam program Makmur, ucap Nugroho, Pupuk Indonesia juga memberikan bantuan pendanaan melalui BRI Agro, hingga menyerap hasil produksi pertanian melalui Pupuk Indonesia Pangan.
"Ini ekosistem tertutup, end to end, sehingga petani tidak perlu mikir ketersediaan input, dia dapatvbisa bertani dengan tata kelola yang lebih baik, dan ada jaminan nanti diserap," lanjut Nugroho.
Nugroho menilai peningkatan produktivitas dan kesejahteraan para petani juga terjadi di sejumlah wilayah dengan adanya program Makmur melalui anak usaha yang lain seperti Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Kalimantan Timur, Pupuk Sriwijaya, dan Petrokimia Gresik.
"Ini membuktikan dengan program Makmur terjadi peningkatan produktivitas karena ada yang menyerap di level harga cukup baik, intinya ada jaminan pendapatan itu akan meningkat sehingga petani tidak perlu takut lagi untuk membeli pupuk nonsubsidi," kata Nugroho.