EKBIS.CO, JAKARTA -- Setelah membuka cabang di Dubai, Uni Emirat Arab, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) disarankan buka cabang di wilayah Asean.
Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto menjelaskan, sebetulnya perbankan di Tanah Air telah masuk dalam tahap Asean integrated bank. Artinya, bank-bank besar di kawasan Asia Tenggara dapat membuka cabang untuk menghimpun dana sekaligus menyalurkan pembiayaan di negara-negara anggota Asean.
BSI saat ini sudah terkategori sebagai bank besar tersebut dengan modal inti BSI sudah tergolong kuat. "Kita sudah masuk area Asean integrated bank dan Bank BSI bisa berkompetisi dan membuka cabang di negara Asean lain," kata Toto dalam keterangan tulis, Senin (8/11).
BSI saat ini sedang dalam tahap akhir untuk memperoleh izin dari Dubai Financial Service Authority (DFSA). Melalui letter of incorporation dari DIFC dan izin DFSA, BSI dapat beroperasi serta membuka kantor representatif di pusat bisnis di Kawasan Timur Tengah tersebut.
Langkah tersebut, lanjut Toto, akan mampu menarik banyak investor untuk mengembangkan industri halal nasional ke depan. Dengan model akad syariah yang kompetitif, BSI dapat mengumpulkan dana investor Muslim global.
"BSI akan diminati investor karena dapat menyajikan layanan perbankan syariah yang semakin kompetitif," kata dia.
Single system BSI, kata Toto, juga dapat memperkuat koordinasi operasional dan digital perseroan sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Melalui hal itu pula, ada banyak potensi bisnis baru dengan mengoptimalkan integrasi data nasabah.
Terlebih, BSI juga merupakan bank syariah yang sangat didukung pemerintah untuk mendorong peningkatan kinerja ekonomi halal.