Rabu 10 Nov 2021 11:36 WIB

Garam Desa Didorong Jadi Penghasil Devisa

Program Desa Devisa Garam Kusamba diresmikan pada akhir pekan lalu

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Petambak memanen garam. ilustrasi
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petambak memanen garam. ilustrasi

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank bersinergi dengan sejumlah pemangku kepentingan mendorong komoditas garam Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali, untuk menembus pasar ekspor. Upaya itu dilakukan dengan menjalankan program Desa Devisa di Desa Kusamba. 

Direktur Eksekutif LPEI James Rompas mengatakan, LPEI tak hanya memberikan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi dalam peningkatan ekspor nasional. Kata dia, LPEI juga memiliki mandat untuk mengembangkan kapasitas masyarakat agar mampu mengekspor produk melalui program jasa konsultasi. Salah satu program jasa konsultasi LPEI yaitu program pendampingan Desa Devisa. 

Baca Juga

Ia menjelaskan, program tersebut berupa pendampingan kepada kelompok/klaster yang berpotensi untuk melakukan aktivitas produksi komoditas unggulan secara berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat daerah serta pengembangan komoditas unggulan desa. 

James mengatakan, program Desa Devisa Garam Kusamba telah diresmikan pada akhir pekan lalu dan menjadi Desa Devisa ke-26. Dalam menjalankan program itu, LPEI berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan dan Pemerintah Kabupaten Klungkung.

"Garam Kusamba sudah dikenal sejak masa Kerajaan Klungkung sehingga perlu dikembangkan sebagai salah satu penghasil devisa," kata James dalam siaran pers, Rabu (10/11). 

James menambahkan, program Desa Devisa Garam Kusamba akan memberikan berbagai pendampingan, mulai dari aspek produksi sampai pemasaran ke luar negeri. "Manfaatnya akan dirasakan hingga lebih dari 100 petani garam di Desa Kusamba dan Pesanggrahan, Kabupaten Klungkung," katanya. 

Menurut dia, garam yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dalam Koperasi Mina Segara Dana memiliki kualitas premium. Pengolahannya pun dilakukan secara tradisional, dijemur di atas batang kelapa yang dibelah menjadi dua bagian sebagai media jemurnya. Hal tersebut mampu menghasilkan cita rasa yang gurih, warna putih, tekstur halus, dan rasa asin yang rendah. 

"Pendampingan yang diberikan adalah produksi sea salt rub, branding development, pameran dagang, business matching, hingga sertifikasi produk," lanjutnya.

Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi atas program Desa Devisa. Ia optimistis potensi kualitas garam Kusamba dapat dioptimaslisasi melalui program dan kolaborasi pemerintah daerah dan pusat. 

"Sehingga garam Kusamba yang merupakan peninggalan leluhur Klungkung menjadi semakin kompetitif di level domestik maupun pasar internasional," kata Koster.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement