Selasa 16 Nov 2021 05:14 WIB

Harga Bitcoin Diprediksi Tembus 90 Ribu Dolar AS, Seriusan?

Penurunan di antara 59.000 dan 61.000 dolar AS menjadi waktu tepat beli Bitcoin

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$90 Ribu, Seriusan nih? (Foto: Unsplash/André François McKenzie)
Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$90 Ribu, Seriusan nih? (Foto: Unsplash/André François McKenzie)

Harga Bitcoin diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Bahkan, lebih tinggi, meskipun sudah mencapai all time high pada awal November 2021. Analis memprediksi bitcoin price bisa mencapai $90 Ribu. Apakah saat ini waktu yang tepat untuk beli Bitcoin? 

Meskipun sempat mengalami penurunan dari all time high (ATH) menjadi $64.000, pada 12 November dan 13 November, ini justru menjadi penurunan yang wajar. Penurunan ini akan menjadi penurunan yang bisa dijadikan momen untuk trader atau investor beli bitcoin.

“Penurunan di antara $59.000 dan $61.000 menjadi waktu yang tepat untuk beli Bitcoin. Karena penurunan ini masih dalam bentuk wajar,” kata analis dari Twitter, Galaxy, dikutip dari Cointelegraph, (13/11/2021). Baca Juga: Setiap Penduduk Miami Dapat Dividen dari Bitcoin, Ternyata Walikotanya Lakuan Hal Ini...

Dia menambahkan bahwa akan banyak investor atau trader melakukan cara apapun untuk membeli Bitcoin di momen ini. Meskipun, nantinya, penurunan akan tetap terjadi sesekali. 

Analis juga menyebutkan bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi Bitcoin. Nantinya, Bitcoin akan kembali menembus harga tertingginya lagi. Bahkan dengan kenaikan yang lebih fantastis. “Setiap akhir tahun, biasanya Bitcoin menunjukkan kenaikan yang luar biasa, seperti akhir tahun lalu,” katanya. 

Adapun Taproot menjadi momen yang paling penting dari kenaikan harga Bitcoin nantinya. Taproot adalah salah satu upgrade yang menjadi fundamental. Terakhir, upgrade fitur tersebut dilakukan pada 2017 lalu. Taproot Bitcoin dilakukan pada November 2021. Upgrade ini telah disepakati dimana nantinya, Bitcoin akan memiliki fitur smart contract. 

Fitur ini akan membuat Bitcoin lebih mudah untuk dikembangkan oleh developer blockchain di seluruh dunia. Ini tentunya akan mendorong permintaan terhadap Bitcoin. Karena akan banyak orang menggunakan Raja Aset Kripto itu. Permintaan yang masif terjadi tentu akan mendorong kenaikan harga. Karena salah satu faktor lain yang mendongkrak harga naik adalah high demand.

Tingginya permintaan selama ini juga terjadi karena Bitcoin semakin banyak digunakan sebagai alat pembayaran. Misalnya seperti pembayaran dan mata uang resmi di El Salvador. 

Hingga kini, pasokan Bitcoin yang sudah beredar masih 18,7 juta dengan total pasokan BTC sebesar 21 juta. Apalagi, Bitcoin semakin lama akan semakin sulit didapatkan. Seperti program halving day dan lain-lain. Jadi, permintaan yang terus tinggi juga beriringan dengan semakin sulitnya Bitcoin didapatkan. Baca Juga: Harga Bitcoin Turun, Mungkinkah karena Raksasa Properti China Evergrande Bangkrut?

Harga dasar Bitcoin juga disepakati oleh para miners di seluruh dunia. Underlying aset Bitcoin juga disepakati berdasarkan sulitnya Bitcoin didapatkan. Untuk mendapatkan 1 BTC, membutuhkan alat mining yang canggih mencapai Rp800 jutaan-Rp900 jutaan. Jadi, Bitcoin bukan semata-mata disepakati begitu saja, apalagi spekulan.

Untuk trader dan investor pemula, bisa mendapatkan atau beli Bitcoin di marketplace atau platform, tidak mesti hanya ditambang. Tidak mesti membeli 1 BTC seharga puluhan ribu dollar, investor atau trader pemula bisa membelinya dengan modal Rp10 ribu saja. Karena Bitcoin bisa dimiliki atau ditukarkan dengan pecahan desimal yang sangat kecil sekali, yaitu 0,00000001 saja.

Investor atau trader di Indonesia juga bisa membeli Bitcoin di platform resmi yang sudah mendapatkan legalitas dari Kementerian Perdagangan atau BAPPEBTI. Salah satu tempat membeli Bitcoin yang aman adalah di Indodax. Platform trading resmi Bitcoin dan altcoin terbesar di Indonesia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement