Rabu 17 Nov 2021 11:29 WIB

Satu Juta Pedagang Pasar Jalankan Usaha Secara Digital

Digitalisasi pasar tradisional sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menggunakan masker menunggu pembeli di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang menggunakan masker menunggu pembeli di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta. ilustrasi

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan upaya digitalisasi untuk pasar tradisional agar dapat tetap beroperasi secara normal selama masa pandemi Covid-19. Upaya digitalisasi itu menargetkan hingga 2.000 pasar yang menyasar satu juta pedagang hingga akhir 2022.

Adapun digitalisasi yang dimaksud yakni peralihan operasional usaha secara keseluruhan dari sistem konvensional ke digital. "Cakupan digitalisasi pasar rakyat terdiri dari aspek e-commerce, e-monitoring, aplikasi PeduliLIndungi, e-complain, digital marketing, e-retribusi, dan e-registrasi," kata Direktur Jenderal Perdagangan dalam Negeri, Oke Nurwan, dikutip Republika.co.id, Rabu (17/11).

Baca Juga

Oke menjelaskan, digitalisasi yang menyentuh pasar tradisional sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi di masa pandemi dengan memberikan perhatian lebih kepada pasar dan pedagangnya. Dengan begitu ke depan, para pedagang pasar tradisional dapat terus beroperasi secara normal dengan mengerakkan sektor perdagangan melalui digitalisasi pasar tradisional.

Langkah digitalisasi pasar itu dimulai dari Pasar Atas Cimahi, Jawa Barat dengan penerapan sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dirancang oleh Bank Indonesia. Penggunaan sistem tersebut saat ini juga terus diperluas di pusat-pusat perbelanjaan.

Selain itu, untuk membantu para pedagang bisa berjualan secara online, Kemendag telah meneken kerja sama dengan Gojek dan Tokopedia. Saat ini sudah terdapat delapan pasar yang menerapkan digitalisasi dengan Tokopedia. Di antaranya Pasar Sabilulungan Kabupaten Bandung, Pasar Cihapit Bandung, Pasar Beringharjo Yogyakarta, Pasar Anyar Tangerang, Pasar Kampung Baru dan Pasar Pabaeng-baeng di Makassar, Pasar Badung Denpasar, dan Pasar Oro Oro Dowo Malang.

“Kami berharap dengan digitalisasi pasar ini para pengelola pasar, pedagang, UMKM dan pemangku kepentingan dapat memberikan dukungannya agar berjalan lancar dan diimplementasikan secara optimal,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menambahkan, digitalisasi pasar rakyat di pasar Atas Cimahi  menandai lahirnya pasar yang modern. Pemerintah berharap langkah itu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kita harapkan bisa meningkatkan pelayanan pemanfaatan inovasi dan teknologi untuk memperkuat sinergi pemerintah, perbankan, dan masyarakat sehingga, tercipta ekosistem ketahanan ekonomi di pasar rakyat Jawa Barat,” kata Uu.

Plt Walikota Cimahi Ngatiyana, menambahkan, digitalisasi penting dilakukan untuk memberikan kenyamanan dalam transaksi jual beli di era ini. Selain itu, digitalisasi pasar rakyat juga sekaligus bisa meningkatkan pengawasan dan kenyamanan berbelanja," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement