EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Adhi Karya Tbk optimistis perolehan kontrak baru perseroan mampu bertumbuh hingga 20 persen pada akhir 2021. Emiten bersandi saham ADHI ini menargetkan peroleham kontrak baru sepanjang tahun ini mencapai sebesar Rp24 triliun.
"Sampai dengan akhir tahun kami masih memproyeksikan perolehan kontrak baru akan meningkat sekitar 20 persen dari tahun lalu dimana ADHI membukukan Rp19,7 triliun," kata Direktur Human Capital dan Sistem Agus Karianto dalam Public Expose 2021, Rabu (17/11).
Agus menjelaskan, sampai kuartal ketiga tahun ini, ADHI sudah membukukan kontrak baru sebesar Rp 11,3 triliun. Nilai ini merupakan gabungan seluruh kontrak dari beberapa lini bisnis perseroan. Kontrak di lini bisnis konstruksi masih mendominasi sebesar 91 persen diikuti properti 8 persen dan lainnya 1 persen.
Dari jenis proyek, menurut Agus, kontrak baru perseroan terdiri pekerjaan gedung sebesar 27 persen, jalan dan jembatan sebesar 32 persen serta proyek infrastruktur seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, proyek energi serta proyek lainnya sebesar 41 persen.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yg bersumber pada APBN tercatat sebesar 34 persen, pemerintah daerah sebesar 8 persen, BUMN sebesar 10 persen dan BUMND 10 persen. Sementara proyek kepemilikan swasta sebesar 38 persen.
Adapun perolehan kontrak baru ADHI per Oktober 2021 telah mencapai Rp 12,67 triliun. Perolehan kontrak baru ini meningkat sebesar 68 persen dibanding Oktober tahun lalu yang sebesar Rp 7,5 triliun.
Sampai dengan saat ini orderbook perseroan telah mencapai sebesar Rp 46 triliun. Dari total tersebut, sekitar Rp 33,47 triliun diantaranya adalah carryover dari tahun lalu. Sedangkan Proyek aktif perseroan saat ini mencapai 195 proyek.
"Karena dampak pandemi, sekitar 20 proyek ADHI dalam kondisi suspen," kata Agus.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Enthus Asnawi Mikhson optimistis, pertumbuhan kontrak baru akan terus berlanjut hingga 2022. Enthus berharap, perolehan kontrak baru bisa meningkat sekitar 20-25 persen pada tahun depan.
"Kita punya beberapa carryover untuk 2022 hasil perolehan dari tahun-tahun sebelumnya termasuk tahun 2021. Harapannya dari sisi kontrak masih bisa bertumbuh 20-25 persen," tutur Enthus.