EKBIS.CO, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia berencana akan memangkas 97 rute penerbangannya. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin memastikan nantinya slot kosong tersebut akan diisi oleh rute penerbangan maskapai lain.
"Slotnya akan menjadi kewenangan bandara. Akan diisi, saya yakin," kata Awaluddin saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (26/11).
Awaluddin menjelaskan, pengisian slot penerbangan yang kosong tersebut juga melalui persetujuan Kementerian Perhubungan. Dia mengatakan, izin rute dan approval mengisi slot yang kosong harus disetujui Kementerian Perhubungan.
Meskipun begitu, Awaluddin belum bisa memastikan berapa jumlah slot penerbangan tersebut. "Jumlahnya sekarang masih dinamis," ujar Awaluddin.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, skala bisnis Garuda akan lebih kecil dari anak usahanya, Citilink. Citilink diproyeksikan akan mengisi sejumlah rute penerbangan Garuda.
“Nanti kalau berhasil restrukturisasi utang (Garuda), bisnis Citilink akan lebih besar. Kita akan masuk ke rute-rute (Garuda) karena selama ini LCC (low cost carrier airlines) carrier-nya lebih tinggi,” kata Kartika beberapa waktu lalu.
Kartika mengungkapkan, bisnis maskapai berbiaya hemat memiliki potensi pasar lebih besar untuk segmen penerbangan dalam negeri. LCC menurutnya menjangkau semua kelas penumpang, seperti penumpang kelas ekonomi menengah ke bawah hingga menengah ke atas.
Sementara itu, dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/11), Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022. Langkah tersebut dilakukan bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan Garuda Indonesia.
"Perseroan akan mengoptimalisasi rute penerbangan dengan berfokus pada rute domestik. Adapun rute internasional yang diterbangkan oleh perseroan merupakan selective routes yang dianggap dapat mengkontribusikan profitabilitas yang baik bagi perseroan,” tulis Manajemen Garuda.
Berdasarkan rencana bisnis ke depan, Garuda hanya akan memiliki 140 rute penerbangan pada 2022. Dengan demikian, akan berkurang 97 rute penerbangan dari posisi 2019 yang memiliki 237 rute penerbangan.
Garuda Indonesia juga akan memangkas jumlah pesawatnya. Jika pada 2019 beroperasi dengan 202 pesawat maka pada 2022 menjadi hanya 134 pesawat atau berkurang 68 pesawat.
Selain itu, jenis pesawat Garuda juga akan dikurangi dari 13 menjadi hanya tujuh. “Garuda akan menyesuaikan jumlah pesawat sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jenis dan atau tipe pesawat untuk mensimplifikasi operasional serta mendorong efisiensi biaya,” kata Manajemen Garuda.
Baca juga : Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Pasti Bangkit dan Tumbuh