Rabu 01 Dec 2021 16:48 WIB

Kementan Tanda Tangani Kontrak Lebih dari Rp 1 T di Dubai

Kontrak dagang yang diraih Kementan di ODICOFF Dubai sesuai dengan program Gratieks

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ditjen PKH Kementan berhasil menjalin kerja sama dengan delapan perusahaan yang tertarik pada produk peternakan dan pertanian Indonesia dalam upaya peningkatan perdagangan komoditas pertanian Indonesia, selaras dengan program Kementerian Pertanian Gerakan Tiga kali lipat ekspor (Gratieks). Nilai dagang atas kontrak dan kerja sama ini mencapai Rp 1 triliun (1,01 triliun).
Foto: Kementan
Ditjen PKH Kementan berhasil menjalin kerja sama dengan delapan perusahaan yang tertarik pada produk peternakan dan pertanian Indonesia dalam upaya peningkatan perdagangan komoditas pertanian Indonesia, selaras dengan program Kementerian Pertanian Gerakan Tiga kali lipat ekspor (Gratieks). Nilai dagang atas kontrak dan kerja sama ini mencapai Rp 1 triliun (1,01 triliun).

EKBIS.CO, DUBAI -- Kementerian Pertanian (Kementan) mempromosikan produk pertanian Indonesia dalam kegiatan One Day with Indonesian Coffee, Fruits, Floriculture, Livestock and Veterinary Product (ODICOFF). Acara ini digelar secara serentak di sepuluh negara, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA).

"Alhamdulillah pelaku usaha di UEA sangat berminat dengan produk pertanian Indonesia. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerja sama yang terjalin ini," ujar Direktur Jenderal PKH sekaligus pimpinan rombongan Delegasi Indonesia, Nasrullah.

Baca Juga

Ditjen PKH Kementan berhasil menjalin kerja sama dengan delapan perusahaan yang tertarik pada produk peternakan dan pertanian Indonesia dalam upaya peningkatan perdagangan komoditas pertanian Indonesia, selaras dengan program Kementerian Pertanian Gerakan Tiga kali lipat ekspor (Gratieks). Nilai dagang atas kontrak dan kerja sama ini mencapai Rp 1 triliun (1,01 triliun).

Kesepuluh kontrak kerjasama tersebut yaitu Lulu Group UEA (dua transaksi), Faizrs Impex, Epicstar Foodstuff Group of Company, Barakat, Fresh Fruit Company, IRAS MAA Trading House of Indonesia, High Casco Kristasankalp (dua transaksi), dan Nusantara Coffee.

Di antaranya, merupakan kerja sama komoditas peternakan, yaitu Lulu Group UEA dengan Malindo dan PT Raja Jeva untuk produk olahan unggas. Kemudian, Faizrs Impex (Private Limited) dengan PT Nutricell Pacific Indonesia kerja sama untuk nutrisi dan obat hewan.

"Jadi selain produk pertanian, produk peternakan baik produk olahan seperti nugget juga diminati pasar UEA, dan akan mulai dipasarkan di tahun 2022. Bahkan, obat hewan dari PT Nutricell juga sudah dapat masuk ke UEA," jelas Nasrullah.

Sebelumnya Delegasi Indonesia melakukan pertemuan Bilateral dengan Ministry Of Climate Change and Environment (MoCCaE) Uni Emirat Arab (UEA) yang dipimpin oleh Direktur Pengembangan dan Kesehatan Hewan MoCCaE UEA, Majd Harbawi, pada kesempatan tersebut kedua belah pihak membahas mengenai regulasi ekspor dan telah menyetujui beberapa jenis produk peternakan yang akan masuk ke UEA. 

Dijelaskan bahwa untuk produk peternakan Indonesia yang akan di ekspor dan dipasarkan di UEA sebelumnya harus melengkapi persyaratan sebagaimana yang tertera di website MoCCaE.

Untuk urusan produk pertanian, Indonesia memang bisa bersaing. Terbukti, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) pada tahun 2020, Indonesia berkontribusi sebesar 7,04 persen dari total produksi kopi di dunia.

Kopi Gayo, Kopi Lintong, Kopi Mandailing, Kopi Jawa, Kopi Luwak, Kopi Kintamani Bali, Kopi Toraja, dan Kopi Flores atau Bajawa, telah menjadi ikon juara kopi Indonesia. Kopi-kopi tersebut telah diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, dan Eropa.

Pada tahun 2019/2020 tercatat volume ekspor kopi Indonesia sebanyak 6,73 juta ton yang telah menjadikan Indonesia sebagai eksportir kopi terbesar keempat di dunia."Rasa dan karakteristik kopi Indonesia unik. Misalnya, rasa bersahaja dari Toraja Arabica, pedas dan harum dari Java Preanger Arabica, serta rasa kaya dari Bajawa Flores Arabica, mari kita coba," papar Nasrullah.

Selain kopi, potensi Indonesia pada produk pertanian lainnya juga positif. Terutama buah-buahan tropis seperti manggis, salak, mangga, jambu biji, pisang, nanas, semangka, durian, melon, dan alpukat, serta produk buah kering olahan.

Ditjen PKH juga memperkenalkan potensi tanaman hias Indonesia. Indonesia setidaknya memiliki 220 jenis tanaman hias yang berkembang, seperti anggrek, krisan, tulip, melati, dracaena, heuchera, mawar, lily, flamboyan, dan banyak lagi. 

Sejauh ini, nilai ekspor tanaman hias Indonesia di seluruh dunia berada di angka 4,5 juta dolar AS, hanya 0,1 persen dari pangsa pasar global (market share). Singapura, Belanda, dan Thailand telah menjadi tiga tujuan ekspor utama terbesar tanaman hias Indonesia. 

"Kami berharap di acara hari ini akan dapat meningkatkan preferensi konsumen UEA pada tanaman hias Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspor Indonesia ke UEA," imbuh Nasrullah.

Selain memamerkan produk pertanian, acara ODICOFF ini juga menggelar beberapa kegiatan lain, seperti networking dan business matching, coffee cupping and tasting, serta penandatanganan komitmen bisnis/kontrak antara pelaku bisnis Indonesia dan  UEA.

Harapannya, terdapat manfaat yang lebih besar pada perdagangan bilateral produk pertanian antara kedua negara yang dihasilkan dari acara ini. Terutama peningkatan nilai perdagangan kopi, buah-buahan dan tanaman hias, meskipun ada ancaman pandemi covid-19 terhadap ekonomi. 

"Saya yakin bahwa sinergi, dedikasi dan komitmen yang dibuat oleh kedua negara, serta entitas bisnis kami masing-masing, akan dapat mengatasi kesulitan dan tantangan dalam mencapai target yang ditetapkan untuk kerja sama ini," paparnya. 

Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab, Husin Bagis  yang turut hadir dalam kegiatan juga menilai, produk pertanian Indonesia memang berkualitas bagus. Itu terlihat dari ciri khas cita rasa kopi produk pertanian Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain.

Ia berharap, kegiatan ini dapat membuka kerja sama yang lebih baik lagi ke depannya untuk Indonesia dan UEA. Menurutnya, terdapat peluang ekspor untuk Indonesia, karena UEA akan mendapatkan produk-produk terbaik pertanian Indonesia.

"Saya harap kegiatan ini berjalan lancar dan menghasilkan kerja sama yang baik serta berkelanjutan untuk kedua negara. Saya pastikan bahwa semua produk Indonesia berkualitas bagus, higienis, segar dan pastinya halal," tutur Husin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement