Jumat 03 Dec 2021 20:39 WIB

Menkeu Diminta Dicopot, Jubir Wapres Bela Sri Mulyani

Jubir Masduki Baidlowi menilai pemangkasan anggaran tidak hanya dipotong di MPR.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

EKBIS.CO, JAKARTA--Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi menanggapi usulan pimpinan MPR terkait permintaan pencopotan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Permintaan pencopotan ini dilatarbelakangi pemangkasan anggaran untuk pimpinan MPR.

"Pak Fadel punya hak bicara ini kan negara demokrasi ya, tapi saya kira alasan yang dikemukakan oleh Bu Sri Mulyani itu cukup rasional, tidak hanya Pak Fadel anggaran yang dipotong di MPR, semua dipotong kok untuk refocusing," ujar Masduki saat ditemui di Komplek Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (3/12).

Baca Juga

Karena itu, Masduki menilai hal itu tidak dapat dijadikan alasan untuk meminta pergantian menteri keuangan. Apalagi, Masduki menyebut, pergantian menteri atau kabinet merupakan hak prerogatif presiden.

"Banyak orang mengharapkan reshuflle kabinet tapi sampai sekarang tidak ada reshuffle kabinet, apalagi ibu Sri Mulyani sudah menjadi tulang punggung Kementerian Keuangan, kita tidak melarang untuk orang berbicara apapun tapi apakah cukup rasional permintaan itu atau tidak," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad mengeluhkan anggaran MPR yang terus berkurang. Pimpinan MPR mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Fadel menyebut permintaan tersebut merupakan hasil rapat yang dihadiri seluruh pimpinan MPR baik fisik maupun daring. "Maka kami, ini atas nama pimpinan MPR republik Indonesia mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk memberhentikan saudari Menteri Keuangan, karena kami anggap Menteri Keuangan tidak etik, tidak cakap dalam mengatur kebijakan pemerintahan kita demi untuk kelanjutan," kata Fadel di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/11).

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement