EKBIS.CO, SAO PAULO -- Brasil sebagai pengekspor bahan makanan terbesar di dunia seperti kopi dan kedelai, menyatakan ingin meningkatkan ekspor produk pertanian ke berbagai negara Islam. Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Perdagangan di Kementerian Pertanian Brasil Flavio Bettarello.
Ia mengatakan, Brasil sedang dalam pembicaraan dengan Indonesia, Lebanon, dan Maroko untuk mengakses pasar mereka. Rencananya, negara tersebut akan menjual produk pertanian selain jagung, daging sapi, ayam, serta gula mentah.
"Ada kekhawatiran relatif terhadap jenis produk yang diekspor dan tujuannya," kata Bettarello, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/12). Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang terdiri dari 57 anggota, telah mengimpor 190,5 miliar dolar AS barang makanan termasuk gandum, jagung, gula, beras, susu dan produk susu pada 2020, data itu dikumpulkan oleh Kamar Dagang Arab Brazil.
Dari jumlah itu, Brasil menyumbang 14,1 miliar dolar AS. Jumlah tersebut sekitar 7,5 persen dari total data di atas.
Bettarello mengatakan, hanya lima negara OKI yang mendapatkan sekitar 50 persen dari ekspor pertanian Brazil. Turki, Iran, Indonesia, Arab Saudi, dan Bangladesh, sebagai importir terbesar kelompok tersebut.
"China merupakan mitra dagang utama kami dan pangsa kami di pasar China adalah 21 persen," katanya mengacu pada ekspor makanan. Brasil, kata dia, mengetahui ada ruang bagi negaranya memperluas partisipasi mereka di berbagai negara OKI dan dunia Islam.
Keinginan pemerintah untuk bernegosiasi mencerminkan upaya Brazil mendapatkan bagian yang lebih besar dari perdagangan pangan global. Negara ini sudah menjadi pengekspor dan produsen daging halal terbesar di dunia termasuk daging sapi dan ayam, yang dibuat sesuai dengan persyaratan diet Muslim.
Ekspor daging sapi dan ayam halal Brazil mencapai total 4,7 miliar dolar AS pada tahun lalu. Hal itu menurut data pemerintah yang dikumpulkan oleh kelompok industri Abiec dan ABPA.
Sementara, Muslim menghabiskan sekitar 1,17 triliun dolar AS untuk membeli makanan pada 2019, menurut State of the Global Islamic Economy Report. Pada 2024, umat Islam diproyeksikan menghabiskan 1,38 triliun dolar AS guna membeli makanan