EKBIS.CO, HANOI -- Lego telah mengumumkan rencana untuk membangun operasi manufaktur baru di Vietnam. Hal ini untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk produknya di Asia.
Seperti dilansir dari laman BBC, Jumat (10/12) raksasa pembuat mainan itu mengatakan akan menginvestasikan lebih dari satu miliar dolar AS atau 760 juta Euro dalam proyek tersebut. Adapun rencananya pabrik ini berada di dekat pusat bisnis utama negara itu di Kota Ho Chi Minh.
Kepala Operasi Lego Carsten Rasmussen mengatakan proyek ini akan menjadi pabrik kedua perusahaan Denmark di Asia setelah membuka pabrik di China lima tahun lalu. Perusahaan telah melihat pertumbuhan dua digit di wilayah tersebut sejak 2019.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah Vietnam dalam membantu kami mencapai ambisi kami untuk membangun pabrik netral karbon pertama kami," ujarnya.
Menurutnya konstruksi di situs tersebut akan dimulai tahun depan, dengan rencana untuk menyesuaikan konsumsi energinya dengan panel surya di atapnya dan di pertanian terdekat. Adapun produksi di pabrik tersebut akan dimulai pada 2024 dan diharapkan dapat menciptakan hingga empat ribu pekerjaan selama 15 tahun ke depan.
Dia juga menyebut proyek ini merupakan salah satu strategi selama satu dekade Lego untuk membangun pabrik produksi yang dekat dengan pasar utama dan muncul setelah perusahaan di seluruh dunia menghadapi masalah rantai pasokan global selama pandemi virus corona.
"Ini memberikan fleksibilitas untuk merespon dengan cepat perubahan permintaan konsumen lokal, memperpendek rantai pasokan, dan mengurangi dampak lingkungan dari pengiriman jarak jauh," ucapnya.
Meskipun perusahaan juga mengatakan bahwa keputusannya untuk membangun pabrik di Vietnam tidak dipercepat oleh gangguan rantai pasokan baru-baru ini, beberapa ahli mengatakan itu bisa menjadi pelajaran bagi perusahaan lain yang berjuang untuk mendapatkan produk mereka ke pelanggan.
"Apa yang mereka lakukan adalah apa yang seharusnya kami lakukan sejak lama, yaitu melindungi taruhan kami. Jika Anda melihat permintaan datang dari arah tertentu, Anda harus memiliki alternatif," tambah Manajer Mitra Penelitian RSR Paula Rosenblum.
Namun, dua tahun terakhir telah menjadi tantangan bagi beberapa perusahaan multinasional dengan fasilitas manufaktur Vietnam. Produksi di beberapa pabrik terbesar Nike di Tanah Air terganggu karena penyebaran Covid-19 melalui pabrik.
Konsultan TMX Megan Benger mengatakan beberapa ahli logistik berpendapat bahwa kesulitan yang dihadapi Vietnam dalam beberapa bulan terakhir dapat membantunya menghadapi tantangan serupa pada masa depan.
"Vietnam telah belajar banyak dalam hal menyeimbangkan risiko wabah Covid dan mempertahankan kapasitas produksi selama gelombang terakhir," ucapnya.
"Kami percaya bahwa pembelajaran ini kemungkinan akan membuat negara ini mendapat manfaat yang baik jika terjadi wabah pada masa depan," ucapnya.