EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah mewaspadai munculnya varian omicron. Sebab mutasi baru dari Covid-19 ini belum diketahui potensi dampaknya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi masih terus berlangsung. Namun kondisi yang membaik ini bukan berarti pandemi telah berakhir.
“Kita juga melihat sekarang ada omicron yang masih terus menjadi varian of interest yang masih kita tidak ketahui bagaimana akan berdampak. Apakah sama serius dan merusaknya dengan varian delta atau lebih ringan,” ujarnya saat webinar Bank Dunia, Kamis (16/12).
Menurutnya saat ini kondisi pandemi sudah mulai membaik dan terkendali. Tercatat jumlah kasus aktif sebanyak 5.000 kasus, jauh lebih kecil dibandingkan Juli 2021 sebanyak 574 ribu kasus aktif.
“Ini menunjukkan bahwa populasi atau kegiatan bisa kembali ke normal. Karena kita bisa melihat Covid-19 telah tertangani dan terkendali. Namun bukan berarti kita boleh lengah,” ucapnya.
Ke depan pihaknya mengingatkan pandemi Covid-19 masih belum selesai. Maka itu untuk menghadapi ancaman omicron ini, sore nanti Presiden Jokowi akan mengumpulkan semua gubernur, wali kota, hingga bupati.
“Kita harus terus selalu waspada dan menjalankan disiplin protokol kesehatan. Ini kunci bagaimana kita mengendalikan Covid-19 sembari pada saat bersamaan kita kembali melakukan kegiatan normal,” ucapnya.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi Kemenkes RI sudah mendeteksi virus corona varian omicron di tanah air. "Kemenkes tadi malam mendeteksi ada seorang pasien N terkonfirmasi omicron pada tanggal 15 Desember,\" ujarnya dalam Konfrensi Pers secara daring Kamis.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu mengatakan, data-data itu juga sudah dikonfirmasikan ke GISAID. Kemudian GIASID juga sudah mengonfirmasi data sequencing benar adalah Omicron. Perlu diketahui, GISAID adalah lembaga independen yang melaporkan varian-varian virus serta sequencenya.
Lebih lanjut menerangkan, N yang terkonfirmasi varian Omicron adalah pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran. "Jadi pada 08 Desember kami mengambil sampel secara rutin, kami kirimkan ke Kemenkes untuk di WGS, dan 10 Desember ada 3 pegawai positif dan tanggal 10 kami kirim ke Balitbangkes untuk kembali di sequencing dan pada 15 Desember keluar hasilnya terkonfirmasi satu yang positif Omicron," jelas Budi.
Pengumuman ini sontak membuat pasar modal anjlok. Sebelum pengumuman Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di level 6.600. Usai kasus omicron pertama diumumkan, IHSG anjlok ke level 6.581,36 pada penutupan sesi I.
IHSG bergerak tidak jauh dari level tersebut pada sesi kedua. Pada penutupan hari, IHSG berada pada level 6.592,24 atau turun 0,51 persen.