EKBIS.CO, JAKARTA--Lahan berpasir dekat pantai di Kawasan Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulon Progo ternyata menyimpan segudang potensi untuk produksi pangan, salah satunya adalah cabai. Hingga saat ini, tak kurang dari 2.000 ha kawasan lahan berpasir disulap menjadi lahan pertanaman cabai yang juga terintegrasi dengan pertanaman jagung sebagai border, tanaman buah, serta tanaman sayuran lain.
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa Penumbuhan UMKM Hortikultura yang dilaksanakan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah berhasil mendorong kelompok-kelompok tani untuk menghasilkan produk turunan hortikultura yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Salah satunya Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati untuk menghasilkan aneka produk turunan cabai dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing cabai pantai Kulon Progo (Cabai PaKU) yang hulunya cukup berlimpah. Produknya seperti abon cabai, cabai rawit kering, dan olahan pangan pedas pun sudah masuk di salah satu gerai di Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulon Progo.
Saat berkunjung ke Rumah Produksi Pengolahan Hortikultura Cabai KWT Melati, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari menyatakan bahwa pembangunan hortikultura dilaksanakan sesuai dengan agenda pembangunan nasional.
“Pembangunan hortikultura dilaksanakan untuk mendukung pencapaian prioritas nasional, penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas, dan diprioritaskan untuk mendukung 3 program, yakni peningkatan ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas, serta peningkatan nilai tambah dan daya saing industri,” ujar Retno.
Pengembangan Cabai PaKU ini sendiri merupakan bentuk inovasi dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk memanfaatkan lahan tidak produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Kulon Progo berupa agribisnis dari hulu sampai hilir, mulai dari pemanfaatan teknologi budidaya, pemanfaatan pasar lelang, peningkatan nilai tambah melalui proses pengolahan hasil, hingga pemberdayaan petani. Inovasi ini berhasil masuk ke dalam daftar Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2021 dari Kementerian PANRB.
Retno menyampaikan, Kementan sangat mendukung inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Kulon Progo dalam mengembangkan produk hortikultura Cabai PaKU ini. Menurutnya, inovasi ini sangat sejalan dengan arah kebijakan Kementan di bawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), yakni peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil pertanian.
“Inovasi dari Pemkab Kulon Progo ini sangat luar biasa dan sangat sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh Kementan dan Bapak Menteri Pertanian, yaitu meningkatnya daya saing dan nilai tambah. Tidak heran jika Cabai PaKU masuk jadi Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2021,” ungkap Retno.
Dalam kunjungan ini, Retno mewakili Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto, turut memberikan apresiasi kepada KWT Melati atas upaya, kreativitas, dan keberhasilannya dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk hortikultura. Retno juga menyampaikan harapannya agar KWT Melati dapat terus berkembang.“Saya sangat berharap KWT Melati dapat mengembangkan usahanya ke pangsa pasar yang lebih beragam dan semoga secepatnya dapat berpartisipasi dalam mendukung ekspor produk olahan hortikultura,” tuturnya.