EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal. Hingga 24 Desember 2021, OJK mencatat penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp358,4 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menyebut penghimpunan dana tersebut merupakan rekor tertinggi bagi pasar modal Indonesia. Bahkan, lanjut Wimboh, angkanya melampaui jumlah pembiayaan di industri perbankan.
"Pembiayaan di perbankan tidak sampai Rp 300 triliun tahun ini. Kami berkomitmen penuh meningkatkan integritas pasar dan likuiditas," kata Wimboh dalam acara Seremoni Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2021, Kamis (30/12).
Menurut Wimboh, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan penghimpunan dana di pasar modal. Selama masa tersebut, banyak masyarakat yang menekan aktivitas belanja dan mengalihkan dananya ke pasar modal.
Wimboh memastikan OJK akan terus melakukan perbaikan dalam menghadapi tantangan-tantangan di industri pasar modal pada masa mendatang. Salah satunya mendorong pembangunan ekonomi melalui pertumbuhan ekonomi hijau.
Adapun pengembangan berkelanjutan yang sudah dilakukan di sektor pasar modal yaitu dengan mengembangkan ESG Leaders Indeks dan Indeks Sri Kehati. "Selain itu Indonesia harus menjadi pusat perdagangan karbon dunia. kita ready, kapan dikasi aba aba untuk lari, kita lari," kata Wimboh.
Di sisi lain, OJK berkomitmen untuk terus melakukan literasi dan edukasi bagi masyarakat terkait pengembangan ekonomi hijau di industri pasar modal. Menurut Wimboh, perlu peran serta dari banyak pihak termasuk masyarakat luas untuk mendukung terlaksananya ekonomi hijau.