Selasa 11 Jan 2022 06:59 WIB

Mentan Sebut Kacang Tanah Sragen Bisa Tembus Pasar Ekspor

Sragen merupakan salah satu daerah andalan di Indonesia untuk akselerasi pertanian.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, jajaran Eselon I Kementerian Pertanian melakukan panen sekaligus hilirisasi kacang tanah di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Senin (10/1),
Foto: Kementan RI
Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, jajaran Eselon I Kementerian Pertanian melakukan panen sekaligus hilirisasi kacang tanah di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, Senin (10/1),

EKBIS.CO, SRAGEN -- Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo, melaksanakan panen sekaligus hilirisasi kacang tanah di Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (10/1/2022) lalu. Kacang tanah sebagai produk lokal dianggap memiliki nilai ekonomi strategis untuk menembus pasar ekspor.

Baca Juga

Sragen memiliki luas panen kacang tanah seluas 3.232 hektare yang tersebar di 12 kecamatan. Dengan produktivitas mencapai 4,5 ton per hektare, total produksi kacang tanah dalam setahun mencapai 14.544 ton. Kacang tanah menjadi komoditas terbesar keempat di Sragen setelah padi, jagung dan tebu.

Mentan mengatakan, Sragen merupakan salah satu daerah andalan di Indonesia untuk akselerasi pertanian. Dia berharap Sragen menjadi kawasan percontohan budi daya kacang tanah hingga hilirisasinya.

Mentan menegaskan, Kementan bersama pemerintah daerah bakal berupaya meningkatkan produksi kacang tanah serta memastikan jaminan harganya. Salah satunya caranya dengan menggandeng penyalur (off taker) untuk mempertemukan pasar dengan petani sehingga sama-sama mendapat keuntungan.

"Ini bagian reguler maksimum, kita booster. Mempertemukan mengkorporasi petani dari hulu, hilirnya kita asitensi sampai pengawalan di tingkat offtaker atau marketnya disiapkan," kata Mentan kepada wartawan seusai acara.

Syahrul menyatakan, budi daya kacang tanah perlu dikembangkan melalui konsep integrasi pertanian. Tidak hanya memproduksi kacang tanah, tetapi juga mendorong peningkatan produksi komoditas lainnya. Sehingga, dapat meningkatkan pendapatan petani dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada secara optimal.

"Kita akan terapkan teknologi, petani tidak hanya menanam kacang tapi juga bisa disisipkan tanaman kedelai dan jagung dan lainnya. Akan panen bergantian dalam satu hamparan sehingga stagnasi aktivitas perekonomian masyarakat bisa kita perkecil," jelasnya.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan, Sragen merupakan lumbung padi nasional. Pada 2021, produksi padi di Sragen menempati urutan ketiga se-Jawa Tengah dengan jumlah produksi gabah kering giling mencapai 736 ton. Selain padi, Sragen memiliki komoditas lain yakni, jagung, kacang tanah dan tebu, serta berkembang komoditas perkebunan seperti anggur, melon dan klengkeng yang dimotori petani milenial.

Dia menyebut, Pemkab Sragen pun tengah mendorong pengembangan komoditas kawasan kacang tanah dengan target penambahan luas panen sebanyak 1.000 hektare pada 2022. Pada 2021 luas panen kacang tanah sebesar 3.232 hektare dan pengembangan pada 2022 menjadi 4.390 hektare.

"Penambahan lahan menjadi pekerjaan rumah kami. Tambahannya tidak hanya 1.000 hektare barangkali bisa sampai maksimal 10 ribu. Saya perlu waktu untuk bisa merumuskan itu semua," terangnya kepada wartawan.

Pada kegiatan itu, Mentan juga menyerahkan bantuan pertanian kepada para petani di Sragen, di antaranya alat mesin pertanian, benih padi, jagung, kedelai, porang dan kacang tanah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement