EKBIS.CO, JAKARTA -- Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan secara kuartalan (qtq) pertumbuhan kredit baru pada kuartal IV 2021 meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 87,0 persen, lebih tinggi dari SBT 20,9 persen pada kuartal sebelumnya.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis penggunaan, tercermin dari nilai SBT yang tercatat positif. Pada kuartal I 2022 pertumbuhan kredit baru diprakirakan melambat, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 52,0 persen.
"Standar penyaluran kredit pada kuartal I 2022 diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya," katanya dalam keterangan pers, Jumat (21/1).
Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 3,4 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 2,6 persen pada kuartal sebelumnya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perkiraan peningkatan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank.
Hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 8,7 persen atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2021 sebesar 5,2 persen.
"Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit," katanya.
Pertumbuhan DPK tahun 2022 juga diprakirakan meningkat dari tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2022 sebesar 93,8 persen, lebih tinggi dibandingkan 78,5 persen pada tahun sebelumnya.
Optimisme prakiraan pertumbuhan DPK tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor kondisi likuiditas bank serta meningkatnya fasilitas dan pelayanan jasa bank.