Selasa 25 Jan 2022 19:27 WIB

Menteri ESDM Tinjau Progres Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Solo

Solo menjadi salah satu dari 12 kota yang menjadi pilot project pembangunan PLTSa

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif beserta rombongan saat meninjau pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/1).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif beserta rombongan saat meninjau pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Putri Cempo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/1).

EKBIS.CO, SOLO--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, meninjau langsung progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/1). Solo menjadi salah satu dari 12 kota di Indonesia yang menjadi pilot project pembangunan PLTSa.

Menteri ESDM menilai perkembangan pembangunan PLTSa di Solo progresnya baik. Salah satunya terlihat dari kualitas bangunan dan konstruksi. Tahun lalu, PLTSa Benowo di Surabaya sudah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo. PLTSa di Solo menjadi yang kedua setelah Surabaya.

Baca Juga

"Kota lain belum banyak (progresnya). Ini yang kedua, yang pertama di Benowo Surabaya. Teknologinya lain, sekarang teknologi namanya gasifier proses atau disekam. Kalau yang di Benowo insenerator atau dibakar. Harusnya kalau mulai dari hulunya pemilahan sampah rumah tangga dilakukan dengan baik ini akan memudahkan," jelas Arifin kepada wartawan seusai meninjau pembangunan PLTSa Putri Cempo.

Menurutnya, sejauh ini pembangunan PLTSa Putri Cempo tidak menemui kendala. Hanya saja sebelumnya sempat terkendala pengangkutan alat berat yang membutuhkan waktu sekitar tiga bulan.

Arifin menambahkan, kota-kota lain masih perlu mengejar pencapaian Surabaya dan Solo dalam pembangunan PLTSa. Dia menilai, dorongan dari pemerintah daerah menjadi hal penting karena daerah yang paling merasakan dampak dari lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Menururtnya, proyek PLTSa merupakan bagian program pemerintah untuk bisa memanfaatkan energi yang bersih dan terbarukan. Jika tidak dilakukan, maka di setiap kota akan terjadi tumpukan sampah yang semakin besar. Apalagi, Indonesia sudah mencanangkan energi bersih pada 2060 mendatang. "Ini akan memberikan dampak untuk kesehatan dan bisa membangkitkan kegiatan ekonomi. Kami harapkan program ini bisa berjalan sesuai waktu yang ditargetkan dan yang paling penting tidak mudah untuk bisa mencapai kapasitas 100 persen. Jadi perlu persiapan sumber daya manusia yang memadai," paparnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menambahkan, proyek PLTSa di kota-kota lain seperti Palembang baru memasuki tahap lelang. Kemudian PLTSa di Bandung masih proses, sedangkan di Jakarta terdapat penambahan target daya yang dihasilkan.

"Ke depan dengan ini semoga teknologi yang paling pas, efektif, tepat guna dengan return cukup bagus dan teknologi tepat guna bisa menjadi andalan Indonesia ke depan," ujar Darmawan.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan, berdasarkan perjanjian Pemkot Solo tidak mengeluarkan biaya pengelolaan sampah. Melainkan hanya menyediakan sampah sebanyak 550 ton per hari untuk diolah menjadi listrik. Selain itu, Pemkot wajib menyediakan lahan di TPA Putri Cempo maksimal 8 hektare untuk proyek tersebut.

"Kami Pemkot akan menerima manfaat dari proyek PLTSa Putri Cempo ini dan sekaligus mengubah menjadi energi listrik yang baik, lingkungan alam Kota Solo akan menjadi lebih bersih," ucap Teguh.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement