EKBIS.CO, JAKARTA--Jumlah investor yang terdaftar memiliki SID (Nomor Tunggal Identitas Pemodal) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini harus dapat dimaksimalkan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), untuk mendapatkan akses permodalan dengan melantai di pasar modal melalui skema initial public offering (IPO).
Diharapkan, peningkatan kapasitas dan pengembangan produk dapat dilakukan sehingga UMKM khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki peranan yang besar turut membangkitkan ekonomi nasional dan membuka lapangan kerja.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, mengungkapkan, di tahun 2015 jumlah investor di Indonesia yang terdaftar memiliki SID baru sekitar 500 ribu. Namun sampai Desember 2021, jumlahnya meningkat berkali-kali lipat hingga mencapai 7,3 juta investor.
"Maka jumlah investor yang tumbuh dari 500 ribu menjadi 7 juta ini peluang bagi bapak ibu (pelaku UMKM) untuk bisa mengembangkan usahanya secara anorganik. Salah satunya adalah melalui pasar modal ini (IPO)," kata Fadjar dalam keterangan resminya, Rabu (26/1/2022).
Terlebih saat ini, ketika pandemi muncul dan memberikan dampak yang cukup dalam, justru peluang-peluang baru terbuka. Pandemi menyebabkan terjadinya disrupsi yang membuat masyarakat menjadi lebih ramah dengan digital."Inilah pasar yang bisa dibidik dari usaha bapak ibu sekalian ke depan. Termasuk untuk hal akses pembiayaan atau akses permodalannya," kata Fadjar.
Saat ini di Bursa Efek Indonesia terdapat tiga jenis papan pencatatan yang disediakan untuk mencatatkan saham dari emiten. Yakni Papan Utama, Papan Sekunder, dan Papan Akselerasi.
Pelaku UMKM dapat memanfaatkan Papan Akselerasi untuk mencatatkan saham dari emiten dengan aset skala kecil kurang dari Rp50 miliar atau aset skala menengah antara Rp50 miliar dan kurang dari Rp250 miliar.
"Jadi papan akselerasi inilah kesempatan bagi para pengusaha kecil dan menengah termasuk juga startup untuk mendapatkan akses permodalan dari investor di pasar modal. Namun bapak ibu sekalian tentunya harus memahami lanskap atau ekosistem dari sumber-sumber permodalan ini," kata Fadjar.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan, nantinya bagi pelaku UMKM yang tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang tata cara untuk melantai di pasar modal, Direktorat Akses Pembiayaan memiliki program lanjutan yakni KreatIPO.
KreatIPO adalah workshop terkait pasar modal yang lebih intensif untuk mempersiapkan pelaku usaha parekraf melantai di Bursa Efek Indonesia."Melalui bincang ini kami berusaha memperkenalkan, bahwa bapak ibu pengusaha bisa masuk ke pasar modal dan nantinya dari Bogor ada UMKM yang bisa masuk ke pasar modal. Mungkin tidak bisa cepat, tapi minimal kita memulai pada hari ini. Semoga apa yang kami lakukan hari ini dapat memberikan wawasan baru dan bermanfaat bagi kita semua," ujar Hanifah.
--
Dedy Darmawan Nasution