EKBIS.CO, JAKARTA -- Metaverse dipastikan akan menjadi teknologi paling menarik yang layak dipertimbangkan perbankan di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Pengalaman imersif yang ditawarkan Metaverse bisa dikemas oleh perbankan sebagai new experience bagi nasabahnya yang bermuara pada customer satisfaction.
Co-Founder dan Chief Editor digitalbank.id Safaruddin Husada mengatakan saat ini sudah banyak bank di luar negeri mulai dari KB Kookmin Bank, Industrial Bank of Korea, NH Nonghyup dan Hana Bank menyatakan masuk ke metaverse untuk meningkatkan layanannya pada nasabah. Kemudian Bank of America, BNP Paribas, Bank of Kuwait dan Mecrobank di Swedia.
“Sedangkan di Indonesia, perbankan masih melihat metaverse sebagai hype semata,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (26/1/2022)
Sementara itu Founder yang juga Managing Director Shinta VR Andes Rizky menambahkan metaverse bisa menguntungkan bagi industri perbankan. Hal ini karena mampu menciptakan pengalaman baru (new experience) yang mendalam, sehingga bisa memuaskan pelanggan (customer satisfaction).
“Satu studi, mengungkapkan bahwa pengalaman baru membuat pelanggan lebih bahagia daripada objek fisik. Perusahaan yang lebih memprioritaskan pengalaman daripada produk atau fitur memiliki kemungkinan rujukan 200 persen lebih besar dan loyalitas pelanggan 25 persen lebih banyak,” ucapnya.
Teknologi metaverse dengan pengalaman imersifnya mampu mengaburkan batas antara kenyataan dan dunia virtual seperti bank bisa mencoba menjangkau nasabah baru yang tidak dapat (atau tidak mau) pergi ke cabang dan masih menawarkan pengalaman yang imersif.
Survei terkait kebiasaan nasabah perbankan ketika masa pandemi yang dipublikasikan MarkPlus, Inc. (2020) menyebutkan intensitas komunikasi antara bank dan nasabah cenderung mengalami penurunan di masa pandemi virus corona (Covid-19).
“Metaverse aktivitas transaksi sederhana seperti pengiriman uang dapat dikelola jendela teller bisa juga diwujudkan, sementara avatar karyawan di dalam ruang VIP virtual dapat membantu klien menganalisis atau merancang portofolio investasi bagi pelanggan. Ini bisa menjadi new experience tersendiri bagi nasabah,” kata Andes.
Pakar transformasi digital yang juga doktor pertama di Indonesia bidang transformasi digital Bayu Prawira Hie menambahkan teknologi metaverse sangat tepat digunakan bank-bank yang punya layanan priority banking atau private banking.
“Teknologi metaverse diyakini akan mampu memberikan pengalaman baru (new experience) bagi nasabah perbankan, khususnya nasabah prioritas dan private banking. Dalam beberapa tahun ke depan diyakini banyak bank di Indonesia akan masuk ke metaverse,” ucapnya.