EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan lebih optimistis menghadapi sepanjang 2022. Pertumbuhan kredit perseroan bahkan diproyeksi akan mencapai 9-11 persen pada tahun ini.
Selain itu, Net Interest Margin (NIM) diperkirakan akan berada dikisaran 7,6-7,8 persen, Cost of Fund dijaga di level 2,8-3 persen dan Noan Performing Loan (NPL) diproyeksikan sekitar 2,8-3 persen.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, proyeksi yang optimistis ini seiring pemulihan ekonomi global dan nasional didukung meluasnya program vaksinasi di berbagai negara termasuk Indonesia. Di sisi lain, permintaan domestik semakin pulih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan juga investasi.
"BRI sendiri merespons data-data makro baik global maupun domestik dengan optimistis," kata Sunarso, Kamis (3/2/2022).
Sunarso mengatakan, BRI akan lebih mendalami lagi potensi bisnis perseroan khususnya di sektor mikro. Sunarso melihat indeks aktivitas bisnis sudah menunjukkan pemulihan. Kemudian, indeks ekspektasi bisnis untuk 3 bulan ke depan juga membaik.
"Artinya UMKM memiliki optimisme tinggi bahwa pada kuartal pertama 2022 bisnis mereka bisa tumbuh dan dikembangkan," jelas Sunarso.
Berdasarkan indeks bisnis UMKM, menurutnya, kepercayaan pelaku usaha kepada pemerintah atas kemampuan pemerintah mengelola perekonomian dalam menghadapi berbagai tantangan makro global dan domestik juga masih relatif tinggi. Sehingga ini membuat pelaku bisnis UMKM lebih optimistis.
Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) tercatat tumbuh 7,16 persen yoy. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24 persen.
Pendorong utama pertumbuhan kredit BRI masih berada pada segmen mikro yang tercatat tumbuh sebesar 12,98 persen yoy. Sementara itu segmen konsumer tumbuh 3,97 persen yoy, segmen UKM tumbuh 3,55 persen dan segmen korporasi tumbuh 2,37 persen."Hal ini sudah sesuai aspirasi BRI yang fokus ke segmen UMKM," imbuh Sunarso.